Diskusi terkait pembagian peran sebagai suami istri dalam mengasuh anak kembali ramai usai potongan video viral di media sosial. Nampak seorang publik figure, Onadio Leonardo atau yang lebih dikenal dengan Onad. Menjadi bintang tamu di acara PudHub pada channel YouTube milik temannya, Deddy Corbuzier, Onad memberikan pernyataan bahwa tugas mengantar jemput anak ke sekolah adalah tugas seorang Ibu yang ia limpahkan kepada istrinya.
Menonton potongan video tersebut hanya sebagian kecil dari keseluruhan obrolah Onad dalam podcast tersebut. Alangkah lebih baik menonton secara keseluruhan pada channel YouTube Deddy Corbuzier yang sudah tayang sejak 13 Juli 2024. Banyak yang memberikan komentar bahwa merasa bersyukur memiliki ayah atau suami yang tidak sepemikiran dengan Onad.
Onad menyatakan bahwa dirinya sering pulang tengah malam untuk bekerja. Membuat dirinya capek dan lelah untuk mengantar anak sekolah di pagi hari. Maka ia biarkan tugas tersebut kepada Istrinya. Pernyataan tersebut dijawab oleh pemilih podcast, Deddy Corbuzier. Om Ded menyatakan bahwa dirinya tak pernah absen mengantar jemput anaknya saat masih sekolah. Apalagi saat pembagian rapor. Hal tersebut dibenarkan oleh istrinya yang ikut nimbrung dari belakang kamera.
Sebenarnya, perkara mengasuh anak adalah tugas keduanya, Ayah dan Ibu. Tidak bisa berdiri sendiri dalam mengasuh anak yang masih membutuhkan sosok kedua orangtuanya. Alangkah lebih bijaksana, keduanya ikut andil dalam perihal mengantar jemput anak. Jika memang ada kesibukan lain, misalnya perkara kerjaan yang tidak bisa ditinggalkan, maka Ayah dan Ibu bisa membagi tugas. Misalnya Ibu mengantar anak ke sekolah. Lalu saat jam pulang, Ayah yang menjemputnya. Bagaimanapun pembagian tugasnya, usahakan untuk keduanya saling memahami dan mengerti kondisi keduanya. Tidak hanya tentang keduanya, tetapi juga memprioritaskan anak-anak.
Tidak hanya tentang keterjaminan anak saja, tetapi banyak manfaat dari mengantar jemput anak ke sekolah. Dengan mengantar jemput anak, menujukkan kasih sayang dan dukungan kepada anak. Tidak hanya sekadar memberikan fasilitas anak untuk pendidikannya, tetapi orangtua juga turut hadir mendukung secara langsung dengan mengantarnya dan menjemputnya.
Terutama bagi orangtua yang memiliki anak yang begitu perasa. Anak yang lebih sensitif perasaannya, masih membutuhkan bentuk kasih sayang orangtuanya secara langsung. Dibuktikan secara nyata yang dapat ia rasakan. Dengan begitu, tumbuh kembang anak akan lebih baik dan ia pun menjadi semangat di sekolah.
Semangat di sekolah membuat anak dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Berteman sehat dengan sekelilingnya, mau beradaptasi dengan hal-hal baru, menerima perbedaan yang ada, dan tentunya konsentrasi pada saat pembelajaran di sekolah. Tidak menutup kemungkinan anak akan berprestasi di sekolah. Baik itu di bidang akademik, maupun non akademik.
Sebentar saja meluangkan waktu untuk anak ke sekolah, dapat membuat orangtua mengenal lingkungan anak di sekolah. Misalnya menjadi tahu teman terdekatnya di sekolah. Wali kelas dan guru favoritnya. Jajanan favorit di kantin sekolah. Sampai perihal kesukaan anak di sekolah yang tidak pernah diketahui oleh orangtuanya.
Banyak kasus yang memperlihatkan perbedaan perilaku anak di sekolah dengan di rumah. Misalnya pada saat di rumah, anak cenderung pendiam dan banyak di rumah saja. Sedangkan saat di sekolah, anak menunjukkan sikap yang periang dan senang memilki banyak teman.