Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film Catatan Harian Menantu Sinting, Drama Komedi Super Kocak!

20 Juli 2024   18:15 Diperbarui: 20 Juli 2024   18:20 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Raditya Dika dan Ariel Tatum berperan sebagai sepasang suami-istri di film Catatan Harian Menantu Sinting.(KOMPAS.com/Ady Prawira Riandi) 

Sebelum membahas lebih lanjut, simak terlebih dahulu sinopsis singkat film Catatan Harian Menantu Sinting!

Film Catatan Harian Menantu Sinting menceritakan tentang penganti baru, yaitu Sahat dan Minar. Sahat diperankan oleh Raditya Dika. Sedangkan Minar diperankan oleh Ariel Tatum.

Sebagai pengantin baru, besar harapan Sahat dan Minar dapat menjalankan kehidupan yang mandiri. Tanpa campur tangan dari keluarga besar mereka. Mereka sangat ingin hidup berdua di rumah impian mereka. Menikmati kebersamaan mereka tanpa ada tuntutan dari orang lain.

Sayangnya, semuanya hanya angan-angan belaka. Sahat dan Minar tidak pergi pergi atau keluar dari rumah orang tua mereka yang diperankan oleh Lina Marpaung. Sahat dan Minar diperbolehkan pergi dari rumah jika sudah memiliki anak. Ditambah lagi, anak mereka harus laki-laki. 

Persyaratan yang sangat sulit bagi Sahat dan Minar. Apalagi mereka harus berperang dengan ranjang turun temurun dari orang tua Sahat yang mereka tiduri setiap malam. Setiap akan berhubungan, ranjang itu selalu mengeluarkan suara-suara nyaring yang mengundang tawa siapa saja yang mendengarnya.

Film Catatan Harian Menantu Sinting. (Sumber: kincir.com)
Film Catatan Harian Menantu Sinting. (Sumber: kincir.com)

Dengan durasi film kurang dari dua jam, penonton digiuhkan dengan budaya batak. Menonton film ini seperti dikenalkan dengan serba-serbi yang berkaitan dengan budaya batak. Mulai dari tradisi pernikahan, sampai tradisi menyambut keturunan baru atau rumah baru. 

Sebagai penonton yang bukan orang batak, saya melihat kemeriahan tradisi batak yang ingin disampaikan pada film ini. Dengan rankaian acara pernikahan yang sangat lengkap dan detail sekali.

Sudut pandang orang Batak juga ternyata menarik untuk menjadi sorotan dalam film ini. Misalnya saja permintaan dari orangtua tekait dengan cucu laki-laki. Tentu bukan tanpa alasan. Permintaan itu berkaitan dengan keinginan untuk meneruskan marga mereka. Di mana anak laki-laki adalah penerus marga. 

Adapula istilah Saur Matua. Istilah ini menjadi prinsip bahwa orang tua dari Batak sangat ingin melihat anaknya menikah dan memiliki keturutan sebelum mereka wafat. 

Secara keseluruhan, yang membuat film ini terasa hidup dan nyata adalah berkat kualitas akting yang dibawa oleh Lina Marpaung sebagai Mamak Mertua. Sentuhan logak yang ia berikan pada setiap dialog yang ia bawakan menjadi penguat dalam film ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun