Hari demi hari kemajuan teknologi tidak bisa dihentikan. Siap atau tidak, perubahan dan perkembangan akan terus ada. Membuat siapa saja harus melewati bahkan melawan fase ini.
Berbagai fitur teknologi berbasis Artificial Intelligence atau sering disebut AI semakin marak di masyarakat. Kemudahan mengaksesnya pun semakin semua orang berbondong-bondong untuk mencobanya.
Bagi orang-orang yang tidak paham terkait perkembangan AI, tanpa sadar mereka sudah menggunakan teknologi berbasis AI. Misalnya saja filter-filter yang digunakan dalam mengedit video atau foto yang di posting di media sosial. Tanpa sadar kita secara perlahan sudah mempraktekkan langsung fitur-fitur yang ditawarkan oleh AI.
Sebelumnya, banyak pengusaha digital yang menawarkan jasa edit foto menjadi visual kartun yang menarik. Biasanya dipesan untuk memberikan kado kepada pacar, teman, ataupun keluarga. Dalam rangka hari jadian, ulang tahun, ataupun ucapan selamat untuk menempuh kehidupan baru.
Namun kini, hanya dengan satu aplikasi saja dan kurang dari satu menit, siapa saja bisa merubah sebuah foto menjadi gambar kartun yang nyaris sempurna. Tanpa perlu berlama-lama, pengguna bahkan bisa memberikan request terkait apa yang diingkannya. AI menyulap foto tersebut sesuai dengan permintaan penggunanya.
AI membuat banyak profesi baru yang mengharuskan individu menguasai perubahan yang ada. Khususnya bidang digital marketing yang dapat meluaskan bisnis tanpa batas. Tentunya dengan harapan dapat terhubung dengan target pasar yang diinginkan.
Selain menciptakan profesi baru, keberadaan AI juga digadang-gadang dapat mengancam profesi yang sudah ada. Membuat pekerja kehilangan profesinya berkat penggunaan AI yang lebih efektif dan efisien. Mulai dari pekerjaan sekretaris, penulis, customer service, dan profesi lainnya yang diprediksi akan teralihkan oleh keberadaan AI.
Masih jarang ada yang membahas profesi musisi dalam menghadapi keberadaan dan kemajuan AI. Mungkin masih banyak yang memiliki pandangan bahwa pekerja seni sulit untuk tergantikan oleh kecanggihan robot atau mesin. Nyatanya, kini siapa saja bisa membuat lagu hanya dengan hitungan menit saja lewat bantuan AI.
Hmm, apakah mungkin AI dapat mengancam profesi musisi?
Beberapa minggu yang lalu, sebuah video tutorial membuat lagu dengan bantuan AI muncul dalam explore Instagram. Video singkat itu cukup menarik dan membuat saya penasaran. Sebenarnya saya belum pernah menjelajah AI sampai seniat ini. Baru kali ini benar-benar mencari tahu, mencobanya, sampai berakhir menuliskan artikel ini.
Video singkat itu memperkenalkan sebuah website berbasis AI. Bernama Suno AI yang dapat diakses pada link suno.com. Suno AI adalah kecerdasan buatan yang membantu penggunanya membuat musik sesuai dengan keinginan.Â
Sebelum membuka websitenya, saya menelusuri terlebih dahulu terkait Suno AI ini dalam YouTube dan TikTok. Alhasil, saya cukup tercengang karena ternyata sudah ada beberapa kreator yang mengulas AI ini bahkan membuat sebuah lagu lewat platform ini.
Salah satunya yang saya temukan adalah youtuber musik yang dikenal sebagai pelatih vokal, Indra Aziz. Tidak hanya mengulas, Indra Aziz juga membagikan hasil dirinya menjelajahi platform Suno AI. Terciptalah sebuah lagu berjudul Kabut Rindu yang bergenre pop jazz indonesia. Lagu tersebut sepenuhnya dibuat menggunakan AI. Liriknya dibuat oleh ChatGPT, sedangkan untuk musik, melodi, instrumen, dan vokal oleh platform Suno.Â
Sebagai coach Indonesia Idol, The Voice Indonesia, X-Factor Indonesia, dan juga melatih penyanyi profesional sekelas Agnez Mo, Raisa, Afgan, hingga Ari Lasoo, Indra merasa musik buatan AI hasilnya tidak sempurna. Namun dengan adanya kemajuan AI saat ini, kita mendapat gambaran tentang ke mana teknologi ini akan membawa proses penciptaan musik di masa depan.Â
Semakin penasaran, tanpa berlama-lama, saya langsung membuat platform Suno AI. Pengguna bisa mendaftar lewat email, nomor ponsel, ataupun pilihan lainnya yang tersedia. Setelah membuat akun, pengguna dapat langsung membuat musik pada menu "Create".
Dalam proses pembuatan musik, pengguna bisa menggunakan lirik yang dibuat sendiri ataupun lirik yang dibuatkan oleh ChatGPT. Tinggal memilih sesuai dengan keinginan dan mengisi pada kolom yang disediakan.
Jika pengguna memilih membuat lirik menggunakan bantuan ChatGPT, pengguna tinggal memasukan keterangan tentang deskripsi lirik lagu yang diinginkan pada kolom yang sudah disediakan. Misalnya ingin membuat lagu tentang perempuan patah hati. Pengguna tinggal menuliskannya secara lengkap sampai mendapatkan lirik yang diinginkan.
Selain mengisi lirik, pengguna juga dapat memilih genre musik yang diinginkan sampai aransemennya. Misalnya pengguna ingin sebuah lagu yang hanya diiringi piano saja dengan vocal oleh perempuan dan melodi yang slow. Tinggal dicantumkan pada kolom yang tersedia. AI dengan cerdasnya dapat membaca apa yang diinginkan oleh pengguna.
Kurang dari lima menit, dua lagu tersedia pada layar. Sesuai dengan permintaan dari penggunanya. Pengguna dapat memutar lagu tersebut tanpa ada fitur edit. Jadi hanya menerima menjadi sebuah lagu yang utuh saja.
Selain menjadi sebuah lagu yang full, pengguna dapat membagikannya secara private ataupun public. Jika bersifat private, berarti hanya akun sendiri yang dapat memutar lagu tersebut. Kecuali pengguna membagikan link lagu tersebut ke orang lain.
Sedangkan pengguna yang memilih membagikannya secara publik, maka lagu tersebut dapat diakses oleh siapa saja. Tidak terbatas oleh wilayah. Di mana saja dan kapan saja, siapa pun dapat menemukan lagu tersebut.
Pengguna juga dapat mengunduhnya dalam bentuk musik ataupun video. Sehingga sangat mudah untuk diedit kembali atau dibagikan di media sosial yang diinginkan.
Mendengarkan hasil lagu menggunakan Suno AI ini benar-benar bikin geleng-geleng kepala. Orang awam seperti saya yang tidak mengerti sama sekali tentang musik, serasa menjadi musisi meski masih sangat amatir. Setidaknya membuat rasa senang karena sebuah puisi yang saya ciptakan dapat menjadi sebuah lagu yang enak didengar dan dinyanyikan. Bahkan sesuai dengan genre musik yang saya sukai.
Perihal hasil lagu AI yang saya buat dari puisi yang saya tulis, sudah saya buatkan video dan artikelnya pada Kompasiana. Dapat dilihat pada Puisi Menjadi Lagu Berkat AI. Vocal, musik, melodi, dan instrumen full dibuatkan oleh AI lewat Suno AI. Sedangkan untuk liriknya saya buat sendiri yang diambil dari sebuah puisi yang saya tulis dan pernah saya publish di Kompasiana.Â
Berjudul "Bolehkah Aku Terlihat Lemah?" yang menceritakan tentang seorang perempuan yang muak berpura-pura menjadi kuat sendirian. Sampai akhirnya dia sangat ingin menunjukkan kelemahannya sebagai perempuan. Yang mudah menangis dan ingin mendapatkan perlindungan agar merasa aman.
Menjelajahi Suno AI menjadi sebuah pengalaman baru bagi saya pribadi. Menggabungkan kecerdasan buatan dengan yang canggih untuk menciptakan musik.Â
Teknologi AI ini bisa membantumu mewujudkan ide-ide musik menjadi nyata. Fitur yang ditawarkan membuat seseorang dapat menciptakan musik sesuai dengan suasana hati atau pesan yang ingin disampaikan. Saking canggihnya, bisa tanpa campur tangan manusia sedikitpun.
Benar kata Indra Aziz, fitur dan hasilnya masih belum sempurna. Tetap tak bisa menandingi hasil sempurna dari tangan-tangan ajaib para musisi sejati. Mulai dari keterbatasan membuat lagu pada platform Suno AI. Pengguna hanya mendapatkan 10 lagu saja dalam satu hari. Kecuali pengguna menggunakan akun premium, tentunya dapat mengakses tanpa batas dengan penawaran unggulan lainnya.
Dari segi musik yang dihasilkan, tidak bisa dibilang sempurna. Misalnya saja dalam lagu yang saya buat lewat Suno AI. Dalam puisi "Bolehkan Aku Terlihat Lemah?", terdapat penggalan kalimat yang berbunyi, "Katanya jarak hanya perkara geografis." Dalam pengucapan kata "geografis", vocal yang dihasilkan terdengar menjadi "gografis". Membuktikan bahwa ketidaksempurnaan lagu veri AI ini jika dibandingkan dengan suara asli penyanyi profesional. Jika penyanyi profesional tidak jelas artikulasi dalam pengucapan lirik lagunya, sudah dipastikan mendapatkan kritikan dari banyak pihak.
Kedua, lagu yang tercipta terdengar begitu padat. Dalam artian tidak ada jeda antar lirik. Jika dipraktikkan secara langsung oleh vocal manusia, lumayan sesak napas menyanyikannya hehe.
Ketiga, sayang sekali tidak ada fitur untuk mengedit lagu tersebut. Pengguna hanya mendapatkan dua lagu saja sesuai dengan deskripsi atau catatan yang dituliskan pada kolom. Setelah itu, AI langsung membuatkan menjadi sebuah lagu yang utuh dan tak bisa diedit oleh pengguna.
Lagu buatan AI ini tetap harus disempurnakan oleh manusia. Masih terdapat kekurangan yang memerlukan polesan dari orang yang memang paham tentang musik. Seperti profesi musisi.
Meski masih banyak kekurangan, saya yakin kemajuan Suno AI tidak hanya sampai di sini saja. Atau mungkin ke depannya akan ada platform berbasis AI sejenis yang lebih canggih dan dapat menutupi kekurangan Suno AI. Kemajuan ini menjadi gambaran ke depannya tentang masa depan musik.
Melihat kemajuan AI ini bisa menjadi dua sisi pisau yang berlainan. Bisa menjadi tumpul ataupun tajam. Dalam artian, bisa menjadi penyempurna atau malah menjadi sebuah ancaman untuk dunia musik. Khususnya profesi musisi.
Kita bisa melihat banyak pegiat musik di seluruh dunia yang mulai membicarakan kemajuan AI ini. Jika tidak secepatnya ada regulasi yang jelas, bisa saja platform streaming musik ke depannya akan diisi dengan lagu-lagu buatan AI. Bisa saja lagu-lagu viral di TikTok ke depannya akan diisi oleh lagu buatan AI. Bisa saja trending nomor 1 di YouTube untuk kategori musik ke depannya adalah lagu bautan AI.
Di sisi lain, kemajuan AI dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi dalam membuat karya musik AI. Lebih lanjut lagi, pengguna atau musisi dapat menggunakan teknologi ini untuk menghasilkan ide-ide baru dan mengeksplorasi variasi musik. Berharap menghasilkan ide-ide baru yang segar dan mengeksplorasi variasi musik yang belum pernah terpikirkan sebelumnya oleh musisi.
Melihat kemajuan AI, memang cukup mengerikan sekaligus dibuat takjub oleh kecanggihannya. Sampai akhirnya terlintas pertanyaan besar di dalam benak saya, apakah ada lagu dari musisi terkenal yang ternyata adalah produk AI? Hmm, sepertinya kemungkinan bisa saja benar terjadi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H