Untuk itu, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan literasi. Jangan sampai kita salah kaprah dalam mendefinisikan literasi.
Menurut Kemendikbud Direktorat Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, literasi adalah kemampuan seseorang memahami informasi guna mengembangkan kecakapan hidupnya. Rendahnya literasi di Indonesia menunjukkan bahwa kurangnya kesadaran akan betapa pentingnya kemampuan literasi.
Masih banyak yang menyimpulkan secara singkat saja bahwa kemampuan literasi hanya tentang membaca saja. Memang benar, tetapi kurang tepat. Kemampuan literasi tidak hanya tentang kemampuan dalam membaca sebuah teks saja. Ada keterampilan lain yang terdapat dalam literasi dan sangat bermanfaat dalam berkehidupan.
Memang secara umum literasi merujuk kepada seperangkat kemampuan dan keterampilan dalam membaca, menulis, berbicara, menghitung, dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian tertentu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun sebenarnya, literasi ini tidak hanya berkaitan dengan kemampuan calistung saja. Istilah calistung sering dilombakan pada anak tingkat Sekolah Dasar. Kepanjang dari baca, tulis, dan hitung.
Mengembangkan kemampuan literasi pada anak sejak dini dapat menjadi modal yang baik bagi anak. Tentunya untuk mempersiapkan anak menuju masa depan yang gemilang.
Apalagi zaman terus berubah dan mengalami perkembangan. Jika tidak didasari dengan pondasi kemampuan literasi yang kuat, yang ada anak tidak bisa bertahan dalam lingkungannya.
Dengan mengenalkan pra literasi dalam pola asuh anak sejak ia kecil, kemampuan literasi yang terbentuk akan membantu tumbuh kembang anak dalam berbagai lingkunga. Mulai dari meningkatkan prestasi akademiknya di sekolah, hingga membuat sang anak mudah untuk beradaptasi pada lingkungannya.Â
Akan terlihat perbedaan antara anak yang sudah diasah kemampuan literasinya pada saat terjun ke lingkungan baru. Anak yang sudah terbiasa dengan kegiatan literasi sederhana di dalam rumah, mudah bergaul dan beradaptasi pada lingkungan baru. Cenderung mudah diterima oleh lingkungannya.
Misalnya saat anak akan beranjak masuk ke sekolahnya yang baru. Tentu ia akan berkenalan dengan lingkungan dan orang-orang baru. Anak yang memiliki kemampuan literasi, tidak merasa terbebani dengan adanya lingkungan baru. Justru ia akan mudah berbaur dengan lingkungannya.