Di era serba digital, berselancar di media sosial menjadi rutinitas setiap hari yang dilakukan setiap orang. Tidak hanya remaja atau orang dewasa saja, sampai anak-anak juga sudah ada yang memiliki media sosial pribadi.
Tentunya kita memang tidak bisa mencegah masuknya kemajuan teknologi informasi ini. Meskipun dalam diri sendiri berusaha untuk tidak menggunakan media sosial karena alasan tertentu, tetap saja ada kalanya kita memiliki kepentingan di media sosial.Â
Contohnya saja mahasiswa yang ditugaskan oleh dosennya membuat projek video presentasi yang harus di upload pada media sosialnya. Secara mendadak, akan membuat akun media sosial yang khususnya membagikan tugas-tugas sekolah atau perkuliahan.
Sebenarnya, pengalihan tugas manual pada bentuk digital sebagai salah satu cara untuk meningkatkan literasi digital generasi muda. Mencoba mengingatkan bahwa dalam media sosial, tidak hanya tentang ajang pamer kebahagiaan dan kesuksesan semata. Bisa dijadikan sebagai media dalam berbagi hal-hal positif sehingga antar pengguna dapat mendapatkan nilai-nilai yang positif pula.
Jika kamu sudah mengetahui minat dan bakat yang akan kamu dalami, maka sudah semestinya untuk memulai membangun personal branding dari sekarang. Bisa lewat media sosial pribadimu yang setiap hari kamu gunakan untuk berkomunikasi dengan teman.
Daripada hanya dijadikan sebaga tempat dokumentasi momentum tertentu saja, alangkah lebih baik lagi digunakan untuk menunjukkan citra diri. Memang sekilas terdengar seperti memamerkan potensi diri di media sosial, tetapi bukankah sah-sah saja melakukan hal tersebut dalam akun media sosial pribadi? Toh tidak merugikan orang lain bahkan orang banyak.Â
Media sosial yang kini banyak dijadikan sebagai ajang pamer aktivitas sehari-hari, mulai dari bangun tidur sampai kembali terlelap, lebih bak digunakan untuk membangun personal branding. Dengan begitu, kamu terlihat lebih profesional dan bersiap untuk ke jenjang pekerjaan yang lebih matang.
Mungkin ada diantara pembaca yang merasa terlambat membangun personal branding di media sosial. Mengingat banyak sekali di lingkungan sekitar yang sudah lebih dulu mengelola akun pribadi media sosialnya sebagai ajang mengenalkan potensi, minat, dan bakat diri.
Percayalah, tidak ada kata terlambat. Yang ada adalah pilihan untuk memulainya atau tidak memulainya. Jangan pernah berpikir merasa tertinggal jauh atas proses bahkan pencapaian orang lain.Â
Lebih baik konsentrasi saja pada tujuan hidup sendiri daripada harus membanding-bandingkan dengan orang lan. Di atas langit ada langit. Dan akan berlaku seperti itu sampai kapanpun juga.