Penggemar film drama Indonesia tidak boleh ketinggalan menonton film yang sedang tayang di bioskop! Tidak hanya dipadati penonton pada seluruh bioskop Indonesia, film ini juga ramai diperbincangkan di berbagai media sosial.
Lagi-lagi, kisah perselingkuhan kembali diangkat dalam layar lebar. Selalu mendapatkan banyak perhatian penonton. Perbedaannya kini adalah sosok orang terdekat yang menjadi pelakor.Â
Hmm, biasanya pelakor datang dari orang asing. Sekalipun dekat, paling hanya teman lama atau teman di kantor saja. Justru malah saudari kandung sendiri yang memainkan peranan sebagai pelakor!
Ya, film Ipar Adalah Maut sampai hari ini masih menjadi perbincangan hangat di mana-mana. Tidak hanya di media sosial, tetapi juga di area bioskop yang antre memasuki studio bioskop. Saking ramainya, di beberapa daerah sampai membuka tiga studio sekaligus dalam waktu yang bersamaan hanya untuk film Ipar Adalah Maut.
Sekilas, film ini memiliki beberapa kesamaan dengan serial dan film Layangan Putus. Masih ingat dengan Layangan Putus?Â
Kisah viral perselingkuhan yang dibuat dalam bentuk novel, lalu diadaptasi dalam serial dan film. Yang paling bikin geregetan adalah sosok Aris yang berselingkuh diperankan oleh Reza Rahadian.
Nah, dalam film Ipar Adalah Maut, bukan lagi Reza Rahadian yang memainkan karakter tukang selingkuh. Aktor Deva Mahenra yang kini harus siap mendapat hujatan dari emak-emak yang kesal dengan karakternya dalam film Ipar Adalah Maut.Â
Suatu kebetulan kedua film perselingkuhan tersebut menggunakan nama tokoh yang sama, Aris. Nama anaknya juga sama, yaitu Raya. Namun tentunya dalam kisah nyata keduanya orang yang berbeda. Mungkin memang sebuah kebetulan saja nama tokohnya sama.
Sama seperti Layangan Putus, film Ipar Adalah Maut diangkat dari kisah viral di media sosial. Seolah sudah menjadi trend bahwa kisah viral yang menarik perhatian netizen mendapat lirikan dari pebisnis film.Â
MD Pictures sebagai salah satu rumah produksi Indonesia yang cukup aktif menggarap film yang diadaptasi dari kisah viral di media sosial. Mulai dari Layangan Putus the Movie (2023), Sewu Dino (2023), dan KKN di Desa Penari (2022).Â
Tak main-main, MD Pictures memberi kepercayaan kepada sutradara senior, Hanung Bramantyo. Belum lama ini, di tahun yang sama, Hanung juga menjadi sutradara film Tuhan Izinkan Aku Berdosa (2024) yang diadaptasi dari sebuah novel. Percaya diri karena tentunya menawarkan kisah yang berbeda, Hanung menggaet aktor ternama yang biasanya jarang terlibat dalam film atau serial perselingkuhan. Seperti Deva Mahenra, Michelle Ziudith, Davina Karamoy, dan sederet aktor ternama lainnya.
Menonton Ipar Adalah Maut sebenarnya mudah ditebak. Dari judulnya saja sudah terlihat siapa sosok yang menjadi pelakor dalam rumah tangga. Seperti kisah perselingkuhan pada umumnya saja.Â
Perselingkuhan rumah tangga yang tentunya dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Sampai lambat laun terbongkar juga. Tinggal menebak-nebak kisah akhirnya seperti apa. Melanjutkan pernikahan atau justru mengakhiri pernikahan itu.
Film Ipar Adalah Maut bermula dari pasangan suami istri yang begitu terlihat serasi dan harmonis. Aris dan Nisa. Pasangan suami istri yang selalu dianggap couple goals berkat karier keduanya yang cemerlang.
Aris adalah seorang dosen di salah satu kampus ternama di Semarang. Tentunya citranya sebagai dosen sudah terbayangkan di benak banyak orang. Sosok yang pintar, berwibawa, tegas, dan mengagumkan.
Sedangkan istrinya bernama Nisa. Sosok istri sholehah yang selalu menemani dan melayani suaminya dengan baik. Meski memutuskan menghabiskan setengah waktunya untuk urusan rumah tangga, Nisa tetap memiliki kesibukan dalam urusan bisnis. Ia membangun usaha bisnis kue dan roti.
Keduanya hidup layak dan sejahtera. Dikaruniai seorang putri kecil bernama Raya. Raya tidak pernah kehausan kasih sayang. Kedua orangtuanya begitu menyayanginya.
Singkat cerita, permasalahan bermula saat adik perempuan Nisa kuliah di Semarang. Sang Ibu tak tega dan tak memberikan izin putri bungsunya harus merantau sendirian dengan bertahan hidup di kamar sewaan (kost). Maka dari itu, Sang Ibu meminta bantuan anaknya, yaitu Nisa yang memang tinggal di Semarang. Bermaksud meminta izin untuk menitipkan Rani agar bisa tinggal dengan kakaknya.
Nisa yang mendapatkan permintaan tersebut tak pernah sedikitpun berpikiran negatif. Justru ia begitu senang akan bersama-sama lagi dengan adik kesayangannya. Toh memang lebih aman dan tenang tinggal dengan saudara sendiri dibandingkan harus ngekost sendirian.
Bukan berarti Nisa memberikan izin secara sepihak. Ia meminta pendapat sekaligus izin dari suaminya. Aris merasa tidak keberatan akan permintaan tersebut. Namun tentunya menurut Aris, ini adalah pengalaman baru karena harus menjaga anak gadis di rumah mereka. Nisa sangat senang atas jawaban dari Aris. Aris memang sosok suami yang sempurna. Pintar, sholeh, dan penyayang keluarga.
Sampai akhirnya Rani masuk ke tengah-tengah kehidupan rumah tangga Aris dan Nisa. Mulanya nampak baik-baik saja. Layaknya hubungan kakak dan adik ipar saja. Nisa juga tak pernah menaruh rasa khawatir apalagi curiga. Ia bahkan begitu percaya untuk membiarkan Aris mengantarkan Rani ke kampus.
Seiring kebersamaan Aris dan Rani, ada saja hal-hal tak terduga yang membuat keduanya menaruh perhatian. Bibit-bibit perselingkuhan pun di mulai ketika Rani hampir terpeleset saat membantu Aris membenahi kran air. Adegan ala-ala film India pun dimulai. Sejak saat itu, keduanya semakin berani menunjukkan perhatian. Sampai akhirnya keduanya resmi menjalin perselingkuhan.
Sepintar-pintarnya menyembunyikan bangkai, pasti akan tercium juga. Seperti itulah perselingkuhan Aris dan Rani. Bagaimana pun mereka berupaya untuk menyembunyikan dari Nisa, tetap saja Nisa mulai bisa mengendusnya.Â
Mulanya Nisa hanya menaruh curiga bahwa suaminya bermain api dengan wanita lain. Tanpa berpikir negatif pada adiknya sendiri. Ia pun secara terbuka menceritakan kecurigaannya itu kepada Rani.
Tuhan memang tidak mungkin diam saja. Tanpa perlu mencaritahu, Nisa akhirnya mengetahui perselingkuhan Aris dengan adiknya sendiri berkat keteledoran Aris sendiri.Â
Betapa hancur hati Nisa mengetahui adiknya sendiri yang menjadi pelakor dalam rumah tangganya. Tidak pernah ada rasa curiga sedikit pun kepada adik kesayangannya itu.
Meski film Ipar Adalah Maut begitu mudah ditebak alur ceritanya, tetapi film ini menyuguhkan alur cerita yang berhasil mengoyak-ngoyak hati penontonnya. Sepanjang film, dibuat geregatan sekaligus kesal dengan tingkah gila Aris dan Rani. Benar-benar di luar nalar manusia normal.
Penonton yang hendak menonton film Ipar Adalah Maut harus menyiapkan beberapa lembar tisu. Khususnya kaum hawa yang lebih sensitif hati dan perasaannya. Dijamin akan berderai air mata dibeberapa adegan yang benar-benar menguras air mata. Khususnya ketika Nisa mengetahui dan membongkar perselingkuhan Aris dan Rani. Dari pertengahan film sampai akhir cerita, dibuat nangis bombay sesegukan.
Film Ipar Adalah Maut sangat cocok untuk penonton yang menyukai genre drama. Khususnya penonton yang suka dengan teman perselingkuhan. Atau mungkin penonton yang sedang ingin mengeluarkan rasa sedih, kecewa, atau kekesalannya akan sesuatu. Maka sangat tepat menonton film ini.Â
Sosok Nisa dan Rani yang diperankan oleh Michelle Ziudith dan Davina Karamoy memang paling cemerlang. Keduanya berhasil memmerankan karakter masing-masing dengan kualitas akting yang hampir sempurna.Â
Michelle Ziudith berhasil tampil epic di adegan paling penting sebagai karakter Nisa. Sedangkan Davina Karamoy, berhasil bikin penonton kesel setengah mati.Â
Sayangnya, di beberapa adegan, Deva Mahenra sebagai Aris terlalu berlebihan dan dibuat-buat. Mungkin karena penonton terbiasa terbayang-bayang karakter tukang selingkuh yang kerap dibawakan oleh Reza Rahadian. Atau si tukang poligami yang sering dibawakan oleh Fedi Nuril. Setidaknya kini ada opsi pilihan, Deva Mahenra.
"Badai yang paling berbahaya itu justru yang awalnya enggak kelihatan tanda-tandanya." Begitulah pesan yang ingin disampaikan lewat film ini. Tidak ada yang pernah menyangka bahwa orang terdekat bahkan saudara sendiri yang membawa malapetaka dalam kehidupan.
Dari 'Uqbah bin 'Amir radhiyallahu'anhu bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam bersabda, "Berhati-hatilah kalian masuk menemui wanita." Lalu seorang laki-laki Anshar berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?" Beliau menjawab, "Hamwu (ipar) adalah maut." (HR. Bukhari no. 5232 dan Muslim no. 2172).
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H