Dara yang memutuskan untuk menabung kerinduannya demi masa depan cerah anaknya. Rela berkorban apapun untuk anaknya. Sedangkan Bima sebagai laki-laki yang sedari awal paling bersalah dalam kasus ini. Ia tidak mau lagi melakukan kesalahan dengan tidak menunjukkan rasa tanggung jawabnya. Sampai akhir, sampai kapanpun, Bima tidak pernah lari dari masalah.
Tidak pernah kabur dari kesalahan yang telah ia perbuat. Meski dengan derai air mata, ia menunjukkan komitmennya untuk bertanggung jawab sepenuhnya kepada Dara yang pernah ia renggut kehormatannya.
Dalam hidup, apapun peran kita haruslah terus belajar. Semua orang di muka bumi ini baru pertama kali mengalami momentum atau peristiwa baru dalam hidupnya. Menjadi istri, suami, kakek, nenek, mertua, menantu, orangtua, tante, kakak atau adik ipar, dan perananan lainnya. Semuanya sama-sama belajar sepanjang hidup. Semuanya sama-sama belajar menjadi keluarga yang sempurna dan terbaik sepanjang hidup. Meski kesempurnaan tidak akan pernah tergapai secara utuh. Setidaknya mereka sudah melakoni perannya dengan sebaik-baiknya.
Bagi penonton yang belum menonton film Dua Garis Biru, alangkah lebih lengkap jika menontonnya terlebih dahulu. Sebelum memutuskan untuk menonton film Dua Hati Biru. Meski sebenarnya masih bisa mengikuti karena konfliknya terbilang baru. Namun, akan lebih sempurna jika sudah berkenalan dengan karakter Bima dan Dara pada saat zaman SMA.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H