Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Tiada Hari Tanpa Membaca Buku

27 Maret 2024   22:11 Diperbarui: 27 Maret 2024   22:26 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku-buku yang menemani setiap hari. (Dok.Pribadi/Siska Fajarrany)

One Day, One Book. Sebuah prinsip yang sulit untuk diterapkan. Bukan karena tak sanggup menyelesaikan satu buku dalam satu hari. Namun karena begitu sulit untuk meluangkan waktu untuk membaca.

Kesibukan pekerjaan, tugas kuliah yang harsu dipenuhi, ditambah lagi pekerjaan di rumah yang harus dibereskan. Belum lagi dengan permasalahan konflik ini itu yang terkadang merubah mood jatuh drastis. 

Padahal, membiasakan diri untuk membaca bisa dilakukan dari mulai cara yan sederhana. Tidak perlu meluangkan waktu secara khusus untuk membaca. Namun bisa dengan memanfaatkan waktu-waktu kosong saat menunggu atau rehat sejenak dari aktivitas.

Biasanya, jika kita belajar membiasakan membaca buku dengan metode membuat jam khusus, malah merasa beban bahkan berat untuk dibiasakan. Alhasil, membaca menjadi kegiatan yang tidak menyenangkan karena di bawah tekanan dan keharusan.

Memang ada benarnya bahwa terkadang memang harus dipaksa dulu agar menjadi sebuah kebiasaan. Tidak berarti metode ini berlaku bagi pemula yang masih belajar membiasakan diri untuk membaca.

Cara yang paling sederhana adalah memanfaat waktu kosong saat menunggu sesuatu dengan membaca. Misalnya saat berada di angkutan umum untuk pergi ke kantor. Daripada sibuk scroll media sosial tanpa tujuan, lebih baik dipergunakan untuk membaca buku.

Tidak apa meski hanya beberapa menit saja. Hanya mendapatkan bacaan selembar atau dua lembar buku saja. Yang terpenting kebiasaan ini melatih untuk membiasakan diri dalam memanfaatkan waktu yang ada. Sehingga tidak ada satu detikpun yang terbuang dengan percuma.

Apalagi kini kita selaku umat Muslim sedang melaksanakan ibadah puasa di bulan suci Ramadan. Aktivitas membaca buku dapat kita jadikan kegiatan ngabuburit menunggu adzan maghrib.

Lebih lengkap lagi jika diisi dengan buku bacaan religi yang semakin memperkaya diri. Menambah ilmu sekaligus menambah pahala di bulan suci Ramadan.

Tidak apa jika memilih untuk membaca buku dengan genre apapun meski di bulan suci. Yang terpenting buku tersebut memberikan energi positif dan bermanfaat untuk kita selaku pembacanya.

Saya pribadi adalah salah satu pembaca yang sulit memiliki waktu khusus untuk membaca. Khusunya dalam membaca buku yang berat. Buku yang harus dibaca dengan penuh pemikiran. Tidak dinikmati dengan ringan.

Setelah lelah beraktivitas, yang dicari adalah aktivitas ringan yang menyenangkan sekaligus menghibur. Biasanya saya mencari tontonan hiburan. Baik itu film di platform streaming, ataupun video-video yang diunggah Youtuber pada Channel YouTube-nya.

Buku-buku yang masih tercium khas seperti di toko buku, masih berjajar rapi di rak buku. Mulai dari buku fiksi dan non fiksi. Dengan tema yang beragam pula.

Sebenarnya bukan karena tak ingin menyelesaikan buku bacaan satu persatu. Justru karena sudah kehabisan daya untuk kembali berpikir lewat kegiatan membaca.

Tanpa sadar, hampir setiap hari waktu saya cukup dihabiskan dengan aktivitas membaca. Salah satunya adalah membaca buku bahan ajar yang akan saya jelaskan kepada mahasiswa. 

Seperti dosen-dosen lainnya yang memiliki banyak referensi utama hingga pendukung untuk memberikan pengajaran terbaik pada mahasiswanya. Begitu pula saya yang tidak pernah absen membawa setumpuk buku ke kampus.

Semester ini, saya mendapat mandat untuk menjadi dosen pengampu mata kuliah Komunikasi Bisnis dan Perencanaan Tenaga Kerja. Untuk satu mata kuliah saja, lebih dari satu buku yang harus dijadikan referensi.

Buku-buku mata kuliah saya jadikan sebagai dasar membuat bahan ajar. Sebelum membuat bahan ajar, saya akan membaca buku-buku mata kuliah. Setelah itu menyesuaikan dengan RPS (Rencana Pembelajaran Semester) yang telah disusun sebelumnya. Menyeleksi materi mana saja yang harus disampaikan kepada mahasiswa.

Bahan ajar sudah rampung dibuat. Bukan berarti aktivitas membaca terhenti.

Setelah membuat bahan ajar, jelas tentu dosen akan memperdalam kembali materi yang akan diberikan kepada Mahasiswa. Membaca kembali buku-buku mata kuliah. Sampai mencari-cari pengetahuan tambahan di internet.

Esoknya sebelum berangkat ke kampus, kembali lagi membaca buku. Barangkali ada yang terlewat atau ada materi yang masih belum didalami.

Kegiatan di dalam kelas pun akan melibatkan kegiatan membaca. Ketika timbul pertanyaan dari Mahasiswa. Pertanyaan yang membutuhkan jawaban secara teoritis. Bukan berdasarkan pendapat Dosen.

Salah satunya terkait materi perhitungan peramalan tenaga kerja. Daripada salah memberi informasi dan pengetahuan kepada Mahasiswa, tak ada salahnya sambil kembali membaca buku ajar. Dengan begitu, Dosen terlihat menjelaskan lebih akurat dan terpercaya.

Di bulan Ramadan ini, banyak sekali pekerjaan dan aktivitas yang di luar perencanaan. Membuat saya cukup kelabakan dalam mengatur jadwal sehari-hari.

Cukup sedih karena kegiatan favorit saya untuk menonton film pun belum menemukan waktu yang tepat karena masih mengejar deadline pengumpulan tugas. Tapi setidaknya, saya tersadar bahwa hampir setiap hari kegiatan saya diisi dengan aktivitas membaca buku.

Meski bukan buku favorit saya, tetapi yang terpenting tidak hanya sekadar menambah ilmu pengetahuan. Namun juga membagikan pengetahuan yang dibaca kepada Mahasiswa.

Ini ceritaku tentang membaca buku! Yuk, ceritakan juga aktivitas membaca buku versimu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun