Kehidupan yang kita jalani adalah amalan-amalan baik yang diperuntukkan kepada Allah SWT. Sebagai pundi-pundi yang kita kumpulkan untuk menyelamatkan di hari akhir nanti.
Perlu diingat bahwa ketiga point di atas tidak akan terwujud atau berakhir dengan maksimal jika dilaksanakan setengah hati. Lakukan dan jalani semuanya dengan penuh keikhlasan. Tanpa beban dan tanpa rasa berat sedikitpun.
Dengan begitu, tidak ada lagi prasangka buruk terkait waktu yang kurang. Padahal, Allah sudah memberikan waktu 24 jam dalam satu hari agar dapat kita pergunakan sebaik mungkin. Untuk urusan pekerjaan, kehidupan, dan ibadah.Â
Tidak ada lagi pertanyaan atau keluhan tentang kurangnya waktu 24 jam dalam sehari. Semua tergantung pada cara berpikir kita memandangnya seperti apa.
Jika kita memandangnya dengan penuh kebaikan, maka kebaikan-kebaikan itu akan mendatangkan keberkahan.
Kunci berkehidupan di dunia yang hanya sementara ini adalah "Jalani, Nikmati,dan Syukuri". Ketiganya saling melengkapi satu sama lain.
Seseorang yang memilih untuk menjalankan kehidupan ini bagai air yang mengalir mengikuti arus sungai, tidak akan mendapatkan ketenangan tanpa menikmati perjalanan itu. Menikmati atas semua lika-liku yang ada.
Harus bangun subuh agar bisa menjalankan sholat sunah dan Subuh. Dilanjutkan dengan menyiapkan kebutuhan keluarga di pagi harim sampai akhirnya pergi ke kantor.
Memang banyak sekali rintangan. Mulai dari kerikil kecil sampai batu besar. Mulai dari jalan lurus sampai jalan yang terjal. Nikmatilah dalam menjalani semuanya. Dengan begitu ketenangan akan menghampiri.
Terakhir, tak lupa untuk terus bersyukur. Atas kenikmatan yang masih kita dapatkan. Dari hal-hal sederhana sampai luar biasa. Bersyukur masih bisa terbangun dari tidur malam. Bersyukur diberi keselamatan sampai di rumah setelah pulang dari kantor. Bersyukur masih bisa memanfaatkan waktu istirahat untuk beribadah kepada-Nya. Bersyukur masih diberi ketaatan oleh Allah SWT.
Di momentum bulan suci Ramadan ini, sudah seharusnya kita kembali untuk mengingat sejauh mana cara kita dalam menyeimbangkan kehidupan, pekerjaan, dan ibadah. Tidak ada lagi alasan sibuk bekerja sampai mengabaikan kewajiban sebagai orang tua. Apalagi kewajiban sebagai umat-Nya.