Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Dunki", Lika-Liku Imigran Gelap

9 Maret 2024   06:00 Diperbarui: 9 Maret 2024   06:21 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan Film Dunki. (Sumber: Red Chillies Entertaiment, Jio Studios, dan Rajkumar Hirani Films via kapanlagi.com) 

Setelah membuat review film Jepang, kali ini penulis akan memberikan rekomendasi film India. Memang bukan film terbaru di tahun 2024 ini, tetapi masih layak untuk diikuti sampai sekarang.

Akhir tahun 2023, layar bioskop dipenuhi oleh film India yang tentunya dibintangi aktor legenda India, yaitu Shah Rukh Khan. Kalau mendengar film India, otomatis yang terlintas adalah ketampanan sosok Shah Rukh Khan.

Diusia yang tak muda lagi, Shah Rukh Khan tetap eksis dalam perfilman bollywood. Seolah ingin selalu menjawab rindu penggemar setianya.

Film Dunki tayang di seluruh bioskop Indonesia pada akhir tahun 2023. Sejujurnya saya sangat tertarik untuk menonton film ini di bioskop. Namun sayangnya, tidak ada bioskop terdekat yang menayangkan film Dunki.

Ketertarikan penulis pada film India tidak hanya bermula dari film Dunki. Beberapa judul film India lainnya pun ternyata bagus dan di luar ekspektasi.

Sederet film India yang memukau, seperti PK, My Name is Khan, dan 3 Idiot yang sangat berkesan sampai saat ini. Sayangnya, saya belum menemukan film India yang berkesan lagi. Setelah menonton ketiga film tersebut.

Memang bukan berarti saya mengikuti secara menyeluruh terkait dengan perkembangan film Bollywood. Tidak seperti mengikuti film atau serial asli Indonesia yang sampai sutradara dan aktornya saya ikuti di media sosial.

Menariknya dari film Dunki tentu karena ada nama Shah Rukh Khan yang menjadi tokoh utama. Kepiawaian akting sekaligus menarinya tak perlu lagi diragukan. Selalu keren dan berkesan. 

Kalau diingat-ingat, film Shah Rukh Khan mana yang gagal? Sepertinya semua film yang ia bintangi selalu pecah dan laku di pasaran.

Kekecewaan karena tidak ada kesempatan untuk menonton film Dunki di bioskop, terbayar sudah setelah di awal tahun 2024 film Dunki rilis di platform streaming Netflix. Sebagai pelanggan setia Netfilx, tentunya ini adalah kabar gembira untuk saya pribadi.

Notifikasi bahwa film Dunki tayang di Netfilx sudah muncul dari beberapa bulan yang lalu dan membuat saya senyum-senyum sendiri. Sudah otomatis saya masukkan dalam daftar tontonan.

Meski ternyata, waktu yang pas untuk menonton film Dunki baru bisa diluangkan beberapa hari yang lalu hehe. Barulah setelah itu saya memutuskan untuk membuat review ini. Tentunya dengan tujuan memberikan rekomendasi dan hiburan kepada para pembaca setia Kompasiana.

Film ini menceritakan tentang kisah para imigran gelap dari India yang bertujuan ke London. Tentunya bertujuan untuk mengadu nasib dengan harapan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Manu Randhawa adalah gadis India yang pemberani dan penuh semangat. Pahit manisnya kehidupan sudah ia lewati. Sampai akhirnya ia harus kehilangan rumah yang selama ini ia tempati dan hidup di sebuah paviliun sederhana di depan rumahnya dulu. 

Manu bersama temannya Bunggu dan Balli yang tinggal di desa Laltu, bercita-cita untuk pergi ke London. Memiliki persamaan nasib yang melarat menjadi dasar bersatunya mereka untuk menghalalkan segala cara demi pergi London.

Bukannya berangkat ke London, mereka malah kena tipu oleh pihak agensi imigran gelap. Uang yang mereka simpan sebagai jaminan musnah tanpa jejak dan menghilang dengan sia-sia.

Di tengah-tengah keputusasaan, muncullah Hardy. Hardy adalah seorang perwira angkatan darat yang berniat mencari seseorang di desa Laltu. Ternyata orang yang dicari Hardy adalah kakak dari Manu. 

Hardy hendak mengucapkan terima kasih atas pertolongan dan bantuan dari Kakak Manu. Ia juga ingin mengembalikan barang-barang milik Kakak Manu. Sayangnya, orang yang dicarinya sudah meninggal dunia. Hanya tersisa orang tuanya, anak, istri, dan adik perempuannya itu.

Meski begitu, Hardy tetap ingin berbalas budi atas kebaikan Kakak Manu. Sehingga ia memutuskan untuk membantu Manu dan teman-temannya untuk dapat berangkat ke London.

Salah satu cara yang harus ditempuh adalah dengan belajar bahasa Inggris. Hardy mengajak Manu dan teman-temannya untuk mengikuti kursus bahasa Inggris.

Memang tidak mudah untuk dapat fasih berbahasa asing. Apalagi mereka dikejar waktu ujian wawancara sebagai persyaratan untuk dapat ke luar negeri.

Hardy memprediksi bahwa pewawancara akan bertanya terkait kemampuan berbahasa inggris mereka. Maka dari itu, Hardy menyiapkan template atau kata-kata untuk dapat menjawab pertanyaan dari pewawancara.

Sayangnya, tidak semua mendapatkan pertanyaan yang sama. Mayoritas dari mereka diberi pertanyaan tentang kegiatan sehari-hari saja. Seperti tadi pagi sarapan apa, di rumah tinggal dengan siapa, dan pertanyaan sederhana lainnya.

Template yang sudah mereka hafalkan tidak ke luar. Membuat mereka sama sekali tidak paham dengan pertanyaan pewawancara.

Hanya ada satu orang teman Manu yang berhasil lolos tes wawancara itu. Tentunya bukan karena fasih berbahasa Inggris. Tetapi karena ia beruntung mendapatkan pertanyaan yang diprediksi oleh Hardy sebelumnya. Sehingga ia dapat menjawab sesuai dengan template yang sudah dipersiapkan itu.

Kesuksesan teman Manu yang pergi ke London terdengar sampai ke desa mereka. Membuat iri seisi kampung karena melihat foto-foto mewah yang dipamerkan. 

Manu dan temannya semakin ingin pergi ke London. Dugaan mereka ternyata benar bahwa di sana memang ada masa depan yang cerah dan menjanjikan.

Hardy yang sudah berjanji untuk membawa Manu ke London, memutuskan untuk menggunakan jalur "Dunki" untuk sampai ke London. Dunki adalah sebutan bagi para imigran yang menggunakan jalur ilegal.

Perjalanan menuju London lewat jalur Dunki tidaklah mudah. Mereka harus melewati sungai, hutan, gunung, sampai gurun pasir. Petualangan berbahaya itu melalui jalur Pakistan, Afghanistan, Iran, dan Turki.

Ketegangan semakin mencekam saat mereka tertangkap oleh sekelompok polisi setempat yang sedang berpatroli. Mereka harus menghentikan perjalanan itu dan tunduk di bawah todongan senapan.

Beruntungnya Hardy adalah seorang perwira angkatan udara yang pemberani dan jago berkelahi. Meski tidak muda menaklukkan lawan, Hardy bisa menyelamatkan Manu yang hampir mendapatkan kekerasan seksual dari komandan polisi itu.

Betapa bahagianya ketika mereka tersadar sudah sampai di London. Perjalanan dan perjuangan mereka tak sia-sia sampai akhirnya bisa menginjakkan kaki di London.

Rasa bahagia itu tak berlangsung lama setelah mereka melihat temannya yang sudah lebih dulu di London ternyata menjadi pengemis jalanan. Ternyata selama ini ia hanya pura-pura hidup mewah di London.

Tidak mudah bagi para imigran gelap dapat bertahan di London. Sulitnya berbahasa Inggris dan gaya hidup mewah yang tak bisa mereka imbangi.

Ketenangan nyaris tak dapat mereka rasakan meski hanya satu malam saja. Setiap hari harus was-was setiap mendengar bunyi sirine mobil polisi yang sedang berpatroli mencari tempat tinggal para imigran gelap.

Sepandai apapun bersembunyi, mereka hanyalah orang baru yang tidak mengenal seluk-beluk London. Sampai akhirnya mereka tertangkap oleh Polisi.

Untuk mendapatkan izin tinggal di London, mereka bisa mengajukan suaka kepada pengadilan. Hanya dengan menyebutkan bahwa mereka mendapatkan ketidakadilan dari negeri asalnya, maka pemerintah setempat akan memberikan mereka izin tinggal.

Manu dan teman-temannya sepakat untuk mengikuti alur tersebut. Meski London tak seindah bayangan mereka dalam hal mencari uang, mereka tetap ingin mencoba karena sudah jauh-jauh sampai ke London.

Namun itu semua tidak berlaku bagi Hardy yang memiliki prinsip yang teguh. Sebagai seorang perwira, tentunya Hardy tidak ingin berbohong dengan mengaku mendapatkan ketidakadilan dari negara tercintanya. Hardy memutuskan untuk memilih dipulangkan ke India. Dengan begitu, ia akan berpisah dengan Manu. 

Sebenarnya film Dunki adalah sebuah bentuk protes untuk menyuarakan ketidakadilan yang pernah terjadi. Di mana dulu, tidak ada visa yang dikeluarkan untuk perjalanan ke negara lain.

Sekalipun mereka bisa pergi ke luar negeri, para imigran harus fasih berbahasa Inggris. Padahal saat penjajah datang, mereka tidak bisa berbahasa daerah jajahannya. 

Sedangkan para imigran pergi ke negara tujuannya bukan dengan maksud sebagai teroris apalagi penjajah. Lantas mengapa begitu sulit untuk pergi ke luar negeri?

Meski memiliki cerita yang dalam, film ini membalutnya dengan unsur komedi. Komedi khas film India yang kental dan sering muncul di film-film lainnya.

Selain komedi, film ini juga mengandung haru dan kisah pilu antara tokoh Hardy dan Manu. Keduanya tak bisa bersama karena berbeda pilihan. 

Meski begitu, ternyata keduanya tak mau saling mengkhianati. Keduanya tetap hidup sendiri sampai tua. Sebagai bukti cinta sejati antara keduanya.

Menggunakan alur mundur memang pilihan yang tepat. Film ini mulanya memperlihatkan Manu dalam versi tua di sebuah rumah sakit. Sampai tiba akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke India dengan menghubungi Hardy.

Bagi penonton yang tidak terbiasa dengan komedi film India, mungkin akan terganggu. Komedi India memang kadang absurd dan bikin bingung. 

Atau mungkin ada pula yang merasa risih dengan adegan menari dalam film India. Sebenarnya bisa di-skip saja jika memang tidak ingin menonton adegan menari. Toh tidak akan kehilangan adegan penting apapun.

So far setelah menonton film Dunki, tetap tidak bisa menggeser posisi film India teratas yang sudah terlanjur mengesankan di hati. Bukan karena film Dunki kurang bagus atau bahkan jelek, tetapi memang film-film sebelumnya sulit untuk ditandingi dari sisi ide cerita.

Film Dunki tetap layak untuk ditonton. Meski film ini rilis pada akhir tahun 2023, film ini masih layak untuk dinikmati di awal tahun 2024 ini. Apalagi sekarang sudah dapat dinikmati di Netflix kapanpun dan di manapun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun