Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Dunki", Lika-Liku Imigran Gelap

9 Maret 2024   06:00 Diperbarui: 9 Maret 2024   06:21 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cuplikan Film Dunki. (Sumber: Red Chillies Entertaiment, Jio Studios, dan Rajkumar Hirani Films via kapanlagi.com) 

Rasa bahagia itu tak berlangsung lama setelah mereka melihat temannya yang sudah lebih dulu di London ternyata menjadi pengemis jalanan. Ternyata selama ini ia hanya pura-pura hidup mewah di London.

Tidak mudah bagi para imigran gelap dapat bertahan di London. Sulitnya berbahasa Inggris dan gaya hidup mewah yang tak bisa mereka imbangi.

Ketenangan nyaris tak dapat mereka rasakan meski hanya satu malam saja. Setiap hari harus was-was setiap mendengar bunyi sirine mobil polisi yang sedang berpatroli mencari tempat tinggal para imigran gelap.

Sepandai apapun bersembunyi, mereka hanyalah orang baru yang tidak mengenal seluk-beluk London. Sampai akhirnya mereka tertangkap oleh Polisi.

Untuk mendapatkan izin tinggal di London, mereka bisa mengajukan suaka kepada pengadilan. Hanya dengan menyebutkan bahwa mereka mendapatkan ketidakadilan dari negeri asalnya, maka pemerintah setempat akan memberikan mereka izin tinggal.

Manu dan teman-temannya sepakat untuk mengikuti alur tersebut. Meski London tak seindah bayangan mereka dalam hal mencari uang, mereka tetap ingin mencoba karena sudah jauh-jauh sampai ke London.

Namun itu semua tidak berlaku bagi Hardy yang memiliki prinsip yang teguh. Sebagai seorang perwira, tentunya Hardy tidak ingin berbohong dengan mengaku mendapatkan ketidakadilan dari negara tercintanya. Hardy memutuskan untuk memilih dipulangkan ke India. Dengan begitu, ia akan berpisah dengan Manu. 

Sebenarnya film Dunki adalah sebuah bentuk protes untuk menyuarakan ketidakadilan yang pernah terjadi. Di mana dulu, tidak ada visa yang dikeluarkan untuk perjalanan ke negara lain.

Sekalipun mereka bisa pergi ke luar negeri, para imigran harus fasih berbahasa Inggris. Padahal saat penjajah datang, mereka tidak bisa berbahasa daerah jajahannya. 

Sedangkan para imigran pergi ke negara tujuannya bukan dengan maksud sebagai teroris apalagi penjajah. Lantas mengapa begitu sulit untuk pergi ke luar negeri?

Meski memiliki cerita yang dalam, film ini membalutnya dengan unsur komedi. Komedi khas film India yang kental dan sering muncul di film-film lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun