Hardy memprediksi bahwa pewawancara akan bertanya terkait kemampuan berbahasa inggris mereka. Maka dari itu, Hardy menyiapkan template atau kata-kata untuk dapat menjawab pertanyaan dari pewawancara.
Sayangnya, tidak semua mendapatkan pertanyaan yang sama. Mayoritas dari mereka diberi pertanyaan tentang kegiatan sehari-hari saja. Seperti tadi pagi sarapan apa, di rumah tinggal dengan siapa, dan pertanyaan sederhana lainnya.
Template yang sudah mereka hafalkan tidak ke luar. Membuat mereka sama sekali tidak paham dengan pertanyaan pewawancara.
Hanya ada satu orang teman Manu yang berhasil lolos tes wawancara itu. Tentunya bukan karena fasih berbahasa Inggris. Tetapi karena ia beruntung mendapatkan pertanyaan yang diprediksi oleh Hardy sebelumnya. Sehingga ia dapat menjawab sesuai dengan template yang sudah dipersiapkan itu.
Kesuksesan teman Manu yang pergi ke London terdengar sampai ke desa mereka. Membuat iri seisi kampung karena melihat foto-foto mewah yang dipamerkan.Â
Manu dan temannya semakin ingin pergi ke London. Dugaan mereka ternyata benar bahwa di sana memang ada masa depan yang cerah dan menjanjikan.
Hardy yang sudah berjanji untuk membawa Manu ke London, memutuskan untuk menggunakan jalur "Dunki" untuk sampai ke London. Dunki adalah sebutan bagi para imigran yang menggunakan jalur ilegal.
Perjalanan menuju London lewat jalur Dunki tidaklah mudah. Mereka harus melewati sungai, hutan, gunung, sampai gurun pasir. Petualangan berbahaya itu melalui jalur Pakistan, Afghanistan, Iran, dan Turki.
Ketegangan semakin mencekam saat mereka tertangkap oleh sekelompok polisi setempat yang sedang berpatroli. Mereka harus menghentikan perjalanan itu dan tunduk di bawah todongan senapan.
Beruntungnya Hardy adalah seorang perwira angkatan udara yang pemberani dan jago berkelahi. Meski tidak muda menaklukkan lawan, Hardy bisa menyelamatkan Manu yang hampir mendapatkan kekerasan seksual dari komandan polisi itu.
Betapa bahagianya ketika mereka tersadar sudah sampai di London. Perjalanan dan perjuangan mereka tak sia-sia sampai akhirnya bisa menginjakkan kaki di London.