Sebenarnya sebuah tantangan besar bagi rumah produksi Screenplay Films dan Wattpad Studios yang mengangkat kisah ini dalam bentuk serial. Terutama untuk mampu menjawab dengan baik ekspektasi para pembaca novelnya.
Biasanya para pembaca sudah memiliki bayangan tersendiri yang memerankan para karakter dalam kisah "Happy Birth-Die". Simple-nya, saat membaca kisah tersebut, pembaca akan membayangkan sosok siapa yang pantan menjadi Pijar dan Heksa. Sepasang kekasih yang menjadi inti cerita dalam kisah "Happy Birth-Die".
Tak ingin mengecewakan fans Pijar dan Heksa, produksi serial ini menggaet aktor ternama yang sedang naik daun. Seperti nama Emir Mahira dan Zee JKT48 yang ikut terlibat dalam serial ini.
Comeback nya Emir Mahira dalam dunia seni peran memang dinantikan oleh fans setianya. Melalui beberapa judul film dan serial, Emir kembali membuktikan bahwa ia memang masih sangat layak untuk dapat bersaing dengan para aktor ternama yang memiliki jam terbang lebih banyak.
Tak heran jika mantan aktor cilik dalam film Garuda di Dadaku ini mendapatkan kepercayaan menjadi Heksa. Heksa adalah tokoh utama pria yang memiliki banyak fans karena karakternya yang protagonis.
Lagi-lagi, Emir kembali beradu akting dengan Zee JKT48. Sebelumnya mereka menjadi pasangan dalam film Kalian Pantas Mati yang menjadi debut pertama Zee JKT48. Selain itu, film tersebut pun adalah film perdana Emir Mahira setelah kembali ke Indonesia.
Sayangnya, Zee tidak menjadi peran utama dalam serial ini. Zee tidak berperan sebagai Pijar yang memiliki konflik utama. Melainkan menjadi sosok aktris terkenal bernama Zaphira.Â
Sosok Pijar diperankan oleh Natasha Wilona. Tentunya ia tidak asing lagi dalam serial ataupun film. Sejak zaman main sinetron, Wilona memang tak pernah gagal. Semua judul yang menggunakan jasa aktingnya, selalu berhasil.
Tak mau berlama-lama lagi, simak terlebih dahulu sinopsis singkat serial "Happy Birth-Die" berikut ini!
Serial ini menceritakan tentang Pijar yang memiliki kemampuan khusus. Berbeda dengan orang normal pada umumnya. Kemampuan yang dimiliki Pijar bukanlah sebuah anugerah. Melainkan bagai kutukan yang menghantuinya selama ia hidup.