Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Belum atau Tidak Menikah Bukan Berarti Tidak Bahagia

11 Februari 2024   06:30 Diperbarui: 16 Februari 2024   03:45 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bahagia dengan Kesendirian. (Sumber: evgenyatamanenko via kompas.com)

Kembali lagi pada tujuan hidup orang yang berbeda-beda. Tidak bisa dipukul rata. Apalagi pemikiran anak zaman dulu dengan sekarang berbeda.

Dulu, mungkin orang tua kita banyak yang memutuskan menikah di usia muda. Khususnya perempuan. Lulus SMA atau masih kuliah, disimpulkan sudah waktunya untuk menikah. Maka ketika ada pria yang meminang, tidak ada alasan untuk menolak. Apalagi jika bibit , bebet, dan bobotnya menjamin.

Lain halnya sekarang. Dengan dalih mumpung masih muda, ingin melakukan apapun sebelum terikat pada sebuah hubungan pernikahan. Melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya, berkarir sampai ke luar negeri, ataupun melakukan perjalanan ke manapun yang diimpikan. Tidak memandang gender. Laki-laki ataupun perempuan memilki kesempatan yang terbuka lebar untuk memilih jalan hidupnya.

Menjelang bulan Ramadhan, sepertinya kaum-kaum yang belum menikah harus bersiap dicecar dengan pertanyaan serupa. Baik itu saat acara halal bihalal keluarga ataupun saat buka bersama. 

Saya pribadi sebenarnya tidak terlalu memikirkan pandangan orang lain terhadap saya. Termasuk terkait dengan pertanyaan mengapa belum menikah. 

Namun berbeda jika ada seseorang yang mencampur adukkan antara status seseorang dengan pekerjaan. 

Tepatnya lebaran tahun lalu. Ada satu pertanyaan yang sampai saat ini saya ingat. Mungkin saat itu saya memang sedang sensitif atau mungkin memang saya tidak menemukan korelasi antar unsur itu.

"Umur sudah matang. Sudah S2. Sudah jadi dosen pula. Kok belum menikah?"

Saya hanya bisa mengerutkan dahi sembari berpikir korelasi dari semuanya. Memangnya mengapa jika perempuan S2 belum menikah? Memangnya ada yang salah jika seorang dosen belum menikah?

Tidak sampai disitu saja. Pertanyaan itu beranak menjadi sebuah pernyataan yang bikin saya semakin geleng-geleng kepala. "Tuh kan, gak usah S2. Cowok-cowok jadi minder kalau perempuannya berpendidikan tinggi. Mana kerjanya juga dosen."

Duh, duh, duh. Semoga tahun ini saya tidak lagi menemukan pertanyaan dan pernyataan seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun