Meski begitu, akun Kompasiana begitu mudah untuk dibuat. Hanya mengisi form selama 10 menit, semuanya sudah selesai.
Saat itu, saya masih belum memberanikan diri menulis di Kompasiana. Entah mengapa saya masih tidak ada niatan. Hanya sekadar menjadi pembaca setia para penulis yang aktif di Kompasiana.
Selama satu bulan, saya mencoba memahami dan membaca alur di Kompasiana. Mulai dari artikel mana saja yang paling sering dijadikan artikel pilihan sampai artikel utama oleh editor.
Sepertinya lumayan sulit untuk dapat tembus menjadi artikel utama. Apalagi banyak sekali penulis kompeten yang aktif menulis di Kompasiana. Bahkan saking aktifnya, dalam satu hari bisa menulis lebih dari satu artikel.
Sebelum saya menjadikan Kompasiana sebagai tempat praktik mahasiswa dalam menulis, tentunya saya sendiri sebagai pengajar harus memulai terlebih dahulu. Apa kata mahasiswa kalau saya sendiri tidak menulis? Haha.
Di bulan Februari, saya mulai menulis di Kompasiana. Tepatnya terkait dengan review film Dear David yang baru saya tonton di Netfilx.Â
Sejujurnya saat itu saya bingung harus memulai menulis tentang apa. Entah mengapa saya memutuskan untuk menulis review film saja. Karena pada dasarnya saya memang senang menonton film di waktu senggang. Bahkan saking tidak mau merasa kesepian saat di kostan, saya memilih makan ditemani dengan tontonan film apapun haha.
Betapa terkejutnya saya ketika melihat jumlah pembaca tulisan pertama saya di Kompasiana mencapai ribuan pembaca. Saya kaget dan tak menyangka akan sebanyak itu. Pikir saya saat itu mungkin memang sedang hoki saja.
Perlahan, saya mencoba untuk terus konsisten menulis di Kompasiana. Dengan topik yang berbeda. Terkadang membahas film, atau tentang perkuliahan mahasiswa, puisi, cerpen, artikel parenting, sampai artikel bertema pernikahan.
Sayangnya, saya belum bisa konsisten. Bahkan pernah sampai tidak menulis selama satu bulan penuh. Saat itu memang sedang sibuk dengan urusan di kampus. Tepatnya persyaratan administratif yang begitu bejibun harus segera dipenuhi.
Melihat tiap bulan teman-teman di Kompasiana mendapatkan cuan, membuat saya sedikit termotivasi. Kapan ya bisa seperti mereka?Â