Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "OOTD: Outfit of The Designer", Kehidupan Sang Desainer

26 Januari 2024   06:30 Diperbarui: 26 Januari 2024   06:43 2031
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film OOTD: Outfit of The Designer (2024). (Sumber: mediaindonesia.com)

Film OOTD memberikan nuansa segar bagi para penonton. Tidak hanya tentang romansa anak muda, tetapi juga fashion yang disuguhkan dari karakter Nare sangat indah dan memanjakan mata.

Sosok Nare begitu menarik dan mampu menghipnotis penonton. Sorotan mata Nare yang dibawakan oleh Jihane Almira begitu tersampaikan dengan semestinya. Nare yang penuh semangat dalam dunia yang memang ia sukai. Seolah mentransfer energi positif kepada penonton.

Kehadiran ketiga teman Nare juga ikut melengkapi inti cerita. Mulai dari Luni yang diperankan oleh Asmara Abigail, Dantie yang diperankan oleh Jolene Marie, dan Mala yang diperankan oleh Givina Lukita. Sebagai sesama mahasiswa asal dari Indonesia, semuanya kompak memberikan upaya terbaiknya untuk mewujudkan peragaan busana di jalanan.

Keunikan dari film ini memang terlihat pada tema yang ingin dibangun, yaitu terkait dengan fashion. Jarang rasanya tema fashion diangkat dalam sebuah film. Tak main-main, film OOTD berkolaborasi dengan 19 desainer lokal untuk melengkapi isi cerita. Mulai dari rancangan desain sebuah busana, sampai busana-busana yang ditampilkan dalam adegan film. Pantas saja terlihat sangat profesional dan tidak digarap dengan asal.

Tak hanya gemerlapnya busana sang desainer, keindahan khas Eropa pun tersaji sempurna. Gaya arsitektur khas Eropa yang nampak elegan bagi penonton yang masih awam atau belum pernah menjelajahi Eropa.

Sepanjang keseharian karakter Nare, latar lagu C.H.R.I.S.Y.E selalu menemani penonton. Tak dapat dipungkiri memang lagu tersebut tersemat dengan pas untuk mengiringi keseharian Nare. Tanpa sadar penonton akan terbawa berdendang saking asyiknya dengan lagu tersebut.

Sayangnya, bukannya lebih mendalami tema fashion, film ini justru mencoba menggiring penonton pada konflik cinta segitiga yang sepertinya tidak terlalu urgent dibahas. Karena cinta segitiga ini melibatkan para tokoh protagonis.

Penonton juga dibuat risih dengan perpindahan transisi waktu yang malah bikin mengerutkan dahi. Banyak adegan yang seolah di skip saja. Perpindahan adegan pun kadang membingungkan. Tidak ada keterangan yang mendukung cerita. Misalnya beberapa hari kemudian ataupun dua minggu kemudian. Penonton seolah disimpulkan bisa menerka dengan mudah perpindahan waktu tersebut.

Padahal, perpindahan latar diberi keterangan dalam adegan yang memang perlu di jelaskan. Misalnya perubahan latar tempat dari Inggris ke Jakarta. Namun sayangnya keterangan tersebut tidak cukup memberikan kesan yang nyaman. Tone warna antara di Inggris dan di  Jakarta terlihat sama saja. Padahal jelas-jelas kedua tempat tersebut kontras berbeda.

Overall, film OOTD bisa dinikmati dengan baik. Penonton dibuat nyaman sampai mengikuti akhir cerita. Film bertema fashion ini memang benar-benar menceritakan dunia fashion. Menambah pengalaman baru bagi penonton terkait dengan dunia fashion.

Penggunaan alur cerita yang terus maju membuat film ini begitu ringan untuk dinikmati. Film OOTD sangat cocok untuk penonton yang gemar film drama dengan alur yang ringan ditambah dengan bumbu konflik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun