Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Film "Ancika: Dia yang Bersamaku 1995", Pelabuhan Terakhir Dilan

12 Januari 2024   13:03 Diperbarui: 12 Januari 2024   13:03 4614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dito Darmawan berperan sebagai Anwar yang merupakan anak bungsu kakek Ancika. Dito berhasil menjadi pemeran pendukung dengan kualitas akting terbaik. Layaknya mahasiswa yang memiliki keponakan yang ia sayangi. Dito terlihat begitu mengayomi Ancika sekaligus memberikan pemahaman tentang karakter Dilan kepada Ancika. Dito berhasil mencuri perhatian penonton sebagai karakter yang paling penting dan menghidupkan inti cerita dengan perannya yang pas sebagai Mang Anwar (Om Anwar).

Ratu Rafa sebagai karakter Indri juga berhasil mencuri perhatian penonton. Meski hanya sebagai pelengkap kehidupan Ancika di sekolah, Ratu Rafa menjadi satu-satunya karakter dengan logat bahasa sunda yang nyaris sempurna. Meski parasnya kurang mewakili orang sunda, tetapi logat bahasa sunda yang ia bawakan paling pas diantara yang lainnya, bahkan melebihi peran utama.

Kekurangan dalam film Ancika hanya satu, yaitu terlalu banyak peran pendukung yang tidak penting muncul dalam film ini. Padahal, kehadirannya tidak terlalu mendukung alur cerita. Jika ditiadakan pun tidak menjadi masalah karena tidak memberikan pengaruh apa-apa pada tokoh utama. Misalnya seperti karakter Risa yang hanya numpang lewat dengan beberapa dialog saja. Bahkan karakter teman satu sekolah Ancika, yaitu Dudi yang tidak terlalu penting dalam kehidupan Ancika.

Mungkin film Ancika hanya mengikuti saja keseluruhan inti cerita dalam versi novel. Tetapi sayangnya malah ada adegan-adegan yang terbuang percuma karena tidak menguatkan inti cerita.

Secara keseluruhan, film Ancika tetap memberikan hiburan dan tidak kalah dengan film Dilan sebelumnya. Memberikan senyuman manis setiap adegan-adegan gemas antara Dilan dan Ancika.

Mungkin jika ada penonton yang tidak mengikuti kisah Dilan dari awal, akan mengerutkan dahi sepanjang nonton film Ancika karena karakter Dilan yang membingungkan. Tetapi akan berbeda untuk penonton setia Dilan yang selalu bisa memahami dengan baik gaya nyentrik Dilan.

Tidak ada alasan untuk tidak menonton film Ancika. Perubahan peran utama Dilan tidak patut dijadikan alasan untuk tidak menonton film Ancika. Faktanya, Arbani berhasil membawakan tokoh Dilan dengan baik sesuai dengan karakternya yang lebih dewasa tanpa mengurangi gaya Dilan yang begitu khas diingat penonton dan pembacanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun