Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "Suami yang Lain", Rumitnya Konflik Perselingkuhan

9 Januari 2024   09:40 Diperbarui: 10 Januari 2024   00:10 2721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aktris Acha Septriasa menceritakan pengalamannya melakoni adegan intim di film Suami Yang Lain. (KOMPAS.com/Ady Prawira Riandi) 

Padahal, dalam membangun rumah tangga, keterbukaan dan komunikasi menjadi fondasi utama. Tidak akan ada kepercayaan jika tidak ada keterbukaan. Tidak akan terjadi kesalahpahaman jika membangun komunikasi dengan baik.

Perihal kualitas akting dari para pemain utama, tidak perlu diragukan lagi. Ketiganya, baik itu Acha Septriasa, Morgan Oey, dan Omar Daniel bisa terbilang sukses memerankan karakternya masing-masing. Seolah, ketiganya dapat menghipnotis penonton untuk merasakan perasaan para karakter yang mereka bawakan.

Terutama Acha Septriasa yang semakin hari kualitas aktingnya semakin matang. Saya masih ingat peran Acha Septriasa sebagai karakter Luna dalam film lawasnya berjudul Heart. 

Jika dibandingkan dengan kualitas aktingnya dulu dengan saat ini, sangat jauh sekali. Setiap judul film yang ia lakoni, Acha selalu mengalami perkembangan sampai mencapai kualitas aktingnya yang matang.

Acha Septriasa berhasil menghidupkan karakter istri yang tertekan karena belum memiliki anak. Acha juga sukses saat harus beradegan menyembunyikan perselingkuhannya dengan Jordy. 

Kualitas akting yang disuguhkan Acha, membuat penonton geregetan sendiri. Gemas rasanya melihat tingkah Olivia yang seperti mengalami pubertas kedua kalinya.

Perlu untuk diingat bahwa film Suami yang Lain juga menyuguhkan adegan-adegan panas. Dikhususkan untuk penonton yang sudah berusia 17 tahun ke atas. 

Maka dari itu, jika ingin menonton film ini, janganlah untuk mengajak anak di bawah umur atau yang belum mencapai umur 17 tahun. Film ini mengandung unsur kekerasan dan adegan dewasa yang tidak pantas untuk anak di bawah umur.

Jangan memaksakan menonton film ini sambil membawa adik, keponakan, atau anak di bawah umur. Sebagai pelanggan setia yang hampir tiap akhir pekan ke bioskop, saya suka jengkel jika ada penonton yang tidak sesuai dengan standar usia penonton film yang seharusnya.

Bukan karena mengganggu pada saat film diputar, tetapi memang terkadang ada beberapa adegan yang malah mengundang pertanyaan dari penonton yang tak seharusnya menonton.

Kerapkali, terlihat orang tua egois yang membawa anaknya ke bioskop menonton film dewasa dengan disediakan popcorn agar anteng. Padahal, mereka sendiri sedang memfasilitasi anaknya untuk menonton film yang tak seharusnya ditonton.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun