Berawal dari kisah Boy yang menjadi idola semua wanita di sekelilingnya. Bahkan ketampanannya menarik perhatian banyak mata meski hanya sekadar numpang lewat saja. Boy diperankan oleh Angga Yunanda. Ketampanan dan gayanya yang keren membuat tokoh Boy semakin hidup.
Tidak hanya tampan, kehidupan Boy memang sempurna. Dikelilingi harta yang berlimpah dan keluarga yang utuh. Keluarganya nyaris sempurna. Keluarga terpandang, penuh kemewahan, dan hidup penuh dengan kasih sayang.
Di era gempuran cerita tokoh utama yang cenderung bad boy, film Catatan Si Boy hadir dengan tokoh yang berbeda. Bernasib baik yang dimiliki Boy, memang dimanfaatkan dengan semestinya.
Boy adalah pemuda yang baik hati dan tekun beribadah. Suka menolong sesama dan tidak membeda-bedakan dalam pertemanan. Cenderung loyal pada orang-orang sekitarnya. Di beberapa adegan, Boy terlihat sedang melaksanakan ibadah wajib sholat lima waktu.
Kesempurnaan Boy membuat dirinya dicintai oleh semua orang. Tidak ada yang tidak mengenal Boy. Semua mata akan selalu tertuju padanya. Terkhusus kaum hawa yang akan selalu jatuh hati padanya meski hanya dengan satu kedipan mata saja.
Meski dengan mudah bagi Boy untuk memilih wanita yang bisa dijadikan pacar, tetapi ternyata Boy tidak beruntung dalam percintaan. Bukan karena bertepuk sebelah tangan, tetapi karena terhalang restu orang tua.
Boy sudah menjalin hubungan dengan perempuan bernama Nuke. Nuke diperankan oleh Syifa Hadju. Nuke adalah perempuan sederhana yang anggun nun cantik. Meski Ayahnya adalah seorang pejabat publik, Nuke tidak berlebihan dalam penampilannya. Senyumannya manis nun ramah menyejukkan hati.
Sayangnya, hubungan Boy dan Nuke tidak berjalan mulus seperti jalan tol. Mereka terkadang harus sembunyi-sembunyi hanya untuk bertemu. Boy sangat ingin mengantarkan ataupun menjemput Nuke dengan mendatangi dan meminta izin Ayah Nuke secara langsung. Namun Nuke selalu menahannya karena Sang Ayah tidak merestui hubungan mereka.
Penolakan Ayah Nuke semakin menjadi-jadi. Sampai puncaknya, Sang Ayah mengirim Nuke untuk melanjutkan pendidikannya ke luar negeri. Nuke tidak bisa berbuat apa-apa selain menuruti perintah Ayahnya. Dengan berat hati, Nuke harus meninggalkan Boy dengan sepucuk surat yang ia tulis untuk kekasihnya.
Setelah kepergian Nuke, hidup Boy berantakan. Kehilangan Nuke membuat Boy tidak tentu arah. Rasanya sudah seperti mati rasa dan tidak akan pernah bisa melupakan Nuke.