Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "13 Bom di Jakarta", Rentetan Teror Bom yang Mencekam

31 Desember 2023   06:40 Diperbarui: 1 Januari 2024   12:23 1596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jalan cerita ini semakin menarik berkat hadirnya Indodax. Peran Indodax adalah untuk menegaskan lemahnya sistem intelijen yang dimiliki ICTA.

ICTA seharusnya memiliki pemahaman yang baik terkait dengan literasi digital terkait finansial teknologi. Teroris melihat kelemahan dan kepayahan ICTA, sehingga memanfaatkan kemampuan mereka yang melek terkait digitalisasi finansial.

Film 13 Bom di Jakarta terinspirasi dari tragedi teror bom di Tangerang pada tahun 2015. Berangkat dari tragedi itulah, 13 Bom di Jakarta disajikan dalam bentuk film. (Sumber)

Menariknya, film 13 Bom di Jakarta tidak ingin label agama sebagai alasan menjadi teroris. Namun, teroris dalam film ini dilatarbelakangi oleh permasalahan ketidakadilan di dalam suatu negara. Maraknya tindakan korupsi, kapitalisme yang merajalela, dan terjadinya ketimpangan sosial.

Film ini seolah ingin menyampaikan bahwa teroris tidak terlahir dari agama apapun. Dalam arti, agama tidak pernah membuat penganutnya menjadi seorang teroris yang melakukan tindak kejahatan kepada orang lain.

Dari latar belakang terjadinya aksi teror bom ini, membuat sebagian penonton menjadi pro atau mendukung karakter antagonis. Biasanya, peran antagonis akan selalu dibenci oleh penonton. 

Namun lain cerita dalam film ini. Mungkin, akan ada sebagian penonton yang simpati dengan keadaan para kelompok peneror. Tanpa sadar, penonton ingin akhir cerita menguntungkan peran antagonis.

Film 13 Bom di Jakarta karya sutradara Angga Dwimas Sasongko (Sumber: Dok. Visinema Pictures via Kompas.com) 
Film 13 Bom di Jakarta karya sutradara Angga Dwimas Sasongko (Sumber: Dok. Visinema Pictures via Kompas.com) 

Sebagai film aksi, 13 Bom di Jakarta diproduksi dengan sangat niat dan penuh perencanaan. Terlihat dari properti yang mendukung terlihat begitu nyata. Efek visual pun begitu nyata dan megah.

Dengan durasi 144 menit, penonton diajak untuk berpacu dengan waktu dalam menghentikan teror bom ini. Penonton dibuat tegang pada saat teror bom berlangsung dan ketika ICTA berusaha untuk terus menyelesaikan semua ini. Kondisi semakin mencekam ketika ICTA selalu tertinggal satu langkah dibandingkan peneror bom.

Akting berkelas yang disajikan oleh Rio Dewanto patut diapresiasi. Entah mengapa, pada saat Rio Dewanto harus mengucapkan beberapa dialog dengan intonasi yang tinggi, saya jadi teringat saat dirinya terlibat dalam film Garuda di Dadaku 2 (2011).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun