Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "13 Bom di Jakarta", Rentetan Teror Bom yang Mencekam

31 Desember 2023   06:40 Diperbarui: 1 Januari 2024   12:23 1596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukan lagi bercerita tentang pencurian, film 13 Bom di Jakarta menceritakan teror bom yang mengancam ibu kota. Penggambaran kepadatan kota metropolitan yang benar adanya disampaikan dalam film ini.

Keramaian ibu kota tiba-tiba harus mendapatkan teror bom yang mencekam seluruh penjuru Jakarta. Yang mulanya ramai dengan hiruk pikuk aktivitas masyarakat yang beragam, tiba-tiba berubah menjadi keramaian atas kepanikan dari adanya teror bom.

Rasanya, memiliki kehidupan di ibu kota tidak lagi menjadi dambaan semua orang. Mungkin banyak masyarakat dari daerah yang merantau ke Jakarta, lalu malah menyesali keputusannya. Hal tersebut karena ketakutan warga yang sudah tidak bisa terbendung lagi.

Ancaman bom tidak main-main. Setiap 8 jam akan ada ledakan di salah satu daerah di Jakarta. Seramnya lagi, ada 13 bom yang akan diledakkan di Jakarta.

Badan Kontra Terorisme Indonesia atau yang disebut ICTA, menjadi badan yang bertanggung jawab untuk dapat menyelesaikan aksi teror bom ini. Dipimpin oleh Damaskus yang diperankan oleh Rukman Rosadi.

Damaskus meminta para anggota ICTA untuk menyelidiki siapa dalang dari aksi teror bom sekaligus agar secepatnya dapat menghentikan teror bom yang terus berlanjut dalam 8 jam sekali.

Karin dan Emil yang ditugaskan untuk terlibat dan memecahkan teror bom ini. Karin diperankan oleh Putri Ayudya. Sedangkan Emil diperankan oleh Ganindra Bimo.

Sampa pada akhirnya, semua hasil investigasi yang dilakukan oleh ICTA berujung pada dua pebisnis bernama Oscar dan William. Oscar diperankan oleh Chico Kurniawan. Sedangkan William diperankan oleh Ardhito Pramono. Keduanya adalah pengusaha yang bergerak di bidang jasa pelayanan perantara transaksi uang digital atau bitcoin.

Konflik semakin diperparah ketika sistem siber ICTA dibobol oleh sang peneror. Peneror bom ini diketuai oleh Arok yang diperankan oleh Rio Dewanto.

Aksi teror bom ini akan dihentikan jika permintaan peneror disanggupi oleh negara. Pasti semua orang akan menduga bahwa sang peneror akan meminta uang tunai. 

Menariknya, peneror tidak meminta uang tunai yang biasanya khas digunakan para penculik agar tidak meninggalkan jejak dan identitas. Peneror meminta dibayar dalam bentuk bitcoin, yaitu dengan jumlah 100 bitcoin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun