Tragedi lampau Desa Winongo beralih ke adegan masa sekarang, yaitu tahun 2023. Di mana nampak seorang pemuda bernama Rendi yang diperankan oleh Harris Vriza yang baru saja kehilangan kakeknya. Kakek Rendi dulunya adalah seorang tentara.
Unsur horor yang masuk dalam kehidupan Rendi di mulai pada saat ia menemukan pesan bahwa sang kakek harus dikuburkan di Desa Winongo bersama barang-barang peninggalannya. Desa tersebut adalah tempat bersejarah bagi sang kakek karena pernah bertugas di sana.
Tak ada pilihan bagi Rendi selain mewujudkan amanat sang kakek. Dikejar dengan waktu, Rendi meluncur ke desa tersebut dengan ditemani teman-temannya. Martin dan Siska menemani Rendi untuk mewujudkan amanat dari almarhum kakek Rendi. Martin diperankan oleh Zoul Pandjoul. Â Sedangkan Siska diperankan oleh Amel Carla.
Dalam perjalanan menuju Desa Winongo, banyak sekali hambatan yang terjadi. Seolah alam memberi isyarat agar mereka tidak boleh datang ke desa itu. Dengan bantuan GPS untuk sampai ke tempat yang dituju, mereka tetap mendapatkan kendala. Mulai dari tidak mendapatkan jaringan internet atau sinyal, sampai mobil mereka mogok tepat di depan gapura Desa Winongo.
Memasuki Desa Winongo semakin terasa banyak kejanggalan yang mereka dapatkan. Sampai akhirnya mereka mendapat bantuan dari warga setempat, yaitu Marni yang diperankan oleh Djenar Maesa Ayu. Marni tinggal di rumah klasik bernuansa jawa. Ia tinggal bersama adiknya Dira yang diperankan oleh Aghniny Haque.
Kedatangan Rendi dan teman-temannya bertepatan dengan tanggal tragedi pembantaian. Marni dan Dira menghimbau agar mereka menginap selama tiga hari agar tidak diburu oleh arwah-arwah yang kerap memangsa para tamu.
Rendi dan teman-temannya mencoba bertahan selama tragedi itu berlangsung. Bahkan Rendi dan teman-temannya ikut melakukan ritual bersama Marni dan Dira untuk menghentikan kutukan itu.
Meski dikemas dalam kemasan horor, tetapi sebenarnya film ini dikombinasikan dengan aksi dan sejarah. Arwah-arwah yang kembali bangkit bukanlah jenis hantu yang biasa ada di film-film horor. Bukan sosok pocong atau perempuan berambut panjang dengan baju serba putih. Bukan pula sosok nenek lampir yang menyeramkan.
Lebih tepatnya arwah-arwah yang nampak adalah mayat hidup atau sering disebut zombie. Meski di dalam film tidak disebutkan bahwa itu adalah zombie, tapi penonton akan langsung menyebut arwah itu adalah sejenis zombie.
Untuk penampakan zombie yang ditampilkan, harus diacungi jempol. Penata rias begitu apik hingga penonton bisa menyebut arwah itu adalah zombie yang biasa ditemukan di film-film barat.