Mohon tunggu...
Siska Fajarrany
Siska Fajarrany Mohon Tunggu... Penulis - Lecturer, Writer

Suka menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Toko Buku Gulung Tikar, Apakah Bukti Nyata Minat Baca Orang Indonesia Masih Rendah?

22 Mei 2023   07:00 Diperbarui: 25 Mei 2023   08:09 2190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemudahan teknologi mampu menjawab faktor yang pertama dan kedua. Dari pada ribet ke toko buku, kita dapat dengan mudah membelinya hanya dengan menyentuh layar ponsel. Daripada pusing cari buku di toko buku yang sesuai dengan minat kita, lebih mudah cari di mbah google atau sosial media. Jika sudah ketemu, tinggal cari bukunya di e-commerce.

Namun sayangnya pemanfaatan teknologi juga tidak mampu menutupi biaya operasional. Karena jika kita telusuri, Toko Buku Gunung Agung juga sudah membuka toko online di Shopee. Tertulis sudah bergabung sejak 6 tahun yang lalu. Mendapatkan rate 4,9 dan 5,8 ribu penilaian. Produk yang ditawarkan juga banyak, ada sekitar 4,8 ribu produk. Dengan pengikut 18,1 ribu.

Sumber: kompas.com
Sumber: kompas.com

Faktor yang ketiga adalah memang masyarakat tidak ada minat dalam membeli buku, yang berarti memang tidak suka membaca buku. Hal tersebut didukung oleh pernyataan UNESCO (dikutip dalam Kominfo.go.id) yang menyatakan bahwa minat baca di Indonesia hanya 0,001% saja. Itu artinya dari 1.000 orang masyarakat Indonesia, hanya ada 1 orang yang rajin membaca.

Riset lain yang bertajuk World's Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Waw, sungguh memprihatinkan minat baca masyakat Indonesia dari hasil kedua riset tersebut.

Minat baca suatu negara menunjukkan kualitas sumber daya manusianya. Dengan minat baca yang rendah, mempengaruhi kualitas SDM pada perkembangan ilmu pengetahuan, informasi, dan teknologi. Jika tidak ada upaya untuk meningkatkan minat baca, maka negara tersebut akan terus tertinggal oleh negara lain.

Sumber: kompas.com
Sumber: kompas.com

Sebagai masyarakat yang terus ingin berjuang memajukan negara ini, maka sudah seharusnya kita perlahan untuk kembali menanamkan kebiasaan membaca. Mulai dari mengajak anak-anak ke toko buku, menjadi buku sebagai media yang menyenangkan, melibatkan buku dalam tumbuh kembang anak, bahkan menjadikan buku sebagai media menyenangkan di sekolah sampai perguruan tinggi. 

Karena sejatinya, manfaat membaca buku tidak hanya berdampak untuk naiknya angka minat baca suatu negara, tetapi juga dengan membaca buku dapat mengoptimalkan kesehatan mental. Orang yang rutin membaca buku minim memiliki stres dan memiliki tingkat fokus atau konsentrasi yang stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun