Faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan produk, diantaranya:
Faktor manusia: Dapat berupa keterampilan sumber daya manusia atau karyawan yang bekerja. Selain keterampilan, karyawan juga harus mengerti atau memiliki pengetahuan tentang Bayam Jepang, sehingga lebih hati-hati dalam proses produksi agar tidak terjadi kesalahan.
Faktor metode: Pemanenan yang terlambat berdampak terhadap kualitas Bayam Jepang.
Faktor lingkungan: Salah satu faktor penyebabnya adalah perubahan cuaca dan tingkat kelembapan yang tinggi di dalam greenhouse. Hal yang dapat dilakukan untuk menekan permasalahan ini adalah pemberian pestisida nabati untuk menghentikan penyebaran hama dan penyakit
Teknik Pengendalian
Tahap budidaya
Pembibitan: Proses dimulai dari pencampuran kompos dan tanah sebanyak 1:1 yang diayak. Hasil ayakan dimasukkan ke dalam polybag dan setelah itu benih dimasukkan satu per satu. Untuk perawatan benih dilakukan penyiraman dan penyemprotan Plant Growth Promoting Rhizobacteria atau PGPR yang bertujuan untuk mencegah penyakit selama proses pembibitan.
Pengolahan lahan: Lahan diolah dan dicangkul terlebih dahulu untuk menggemburkan tanah. Setelah itu dibuat bedengan dengan ketinggian 20 cm dengan panjang menyesuaikan dengan lahan yang akan diolah. Pemberian pupuk dasar yang terdiri dari pupuk kandang yang telah difermentasi. Kemudian dilakukan pemberian mikrooorganisme lokal, agensi hayati seperti Beauveria dan Trichoderma untuk mencegah hama penyakit pada tanaman Bayam Jepang. Terakhir adalah pemberian kapur dolomit, pemasangan mulsa dan penutupan dengan tanah
Penanaman: Penanaman dilakukan pada bibit yang sudah berumur 30 hari dan dengan jarak tanam 20x20 cm
Perawatan: Proses perawatan dimulai sejak tanaman berumur 7 hari. Perawatan awal adalah penyulaman untuk tanaman yang mati. Setelah itu dilakukan penyiangan setelah tanaman berumur 7 hari. Pada umur 14 hari dilakukan pemupukan susulan pupuk organik cair hasil fermentasi urin kelinci dengan konsentrasi 100 ml per 10 liter air
Pengendalian hama dan penyakit: Hama yang menyerang Bayam Jepang adalah ulat grayak, ulat tanah, uret, orong-orong, kutu daun dan gangsir. Sedangkan penyakit yang menyerang adalah busuk pangkal batang, daun kuning dan jamur milzu. Pencegahan yang dilakukan untuk mengatasi hama adalah metasium dan Beauveria yang diaplikasikan di tanah. Sedangkan pengendalian yang dilakukan terhadap tanaman yang sudah terserang hama adalah pestisida nabati hasil dari ekstrak daun suren dan pengendalian secara teknis budidaya yaitu dengan melakukan penanaman di dalam greenhouse.