Memasuki sesi kedua diawali dengan topik upaya mendorong akselerasi dan kawasan lingkungan melalui optimalisasi dampak Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Likupang yang dipresentasikan oleh Ibu Paquita Widjaja Rustandi selaku Project Development Head PT MPRD.
Menurut Ibu Paquita semua kawasan harus punya cerita untuk menjadikannya  sebuah destinasi yang dapat menarik pengunjung dari luar untuk datang. Cerita yang dimaksud bisa datang dari mana saja, baik alam, budaya, maupun masyarakat.
Lebih lanjut, beliau menyebutkan bahwa Kawasan Pariwisata Likupang memiliki bukan hanya satu cerita melainkan tiga cerita.Â
Cerita yang dimaksud antara cerita alam yang meliputi program konservasi dan edukasi, cerita budaya dengan memperkenalkan berbagai keanekaragaman budaya dan keunikan sejarah yang belum banyak dikenal oleh masyarakat luas.
Selain itu, cerita manusia yaitu terkait beragam upaya pemberdayaan manusia yang tujuannya untuk memaksimalkan potensi masyarakat sekitar kawasan serta meminimalisir lonjakan emisi karbon yang disebabkan oleh oleh transportasi pengangkutan.
Berbicara tentang destinasi wisata di suatu daerah tentu tidak lepas dari kuliner khasnya. Nah, berikutnya ada materi Merangkai Kuliner Menjadi Destinasi Unggulan yang dipresentasikan oleh Chef Ragil secara singkat.
Beliau menyebutkan 5 hal yang perlu dipersiapkan yaitu food mapping dimana produk harus dipetakan terlebih dahulu, melakukan food tour & experience operator, mencoba setidaknya 5 produk F&B, menghasilkan produk oleh-oleh yang baik serta menghadirkan buku resep unggulan.
Sedangkan jika ditanya kuliner seperti apa yang perlu dipersiapkan, Chef Ragil menuturkan bahwa kuliner tersebut harus memiliki cerita di belakangnya, terdapat di lokasi yang unik, punya kekhasan dan adanya presentasi yang menarik.
Dari wisata kuliner, kita beranjak ke wisata rohani yang mengundang Dr. Paul Richard Renwarin seorang Peneliti dan Budayawan Minahasa sebagai narasumber ketiga pada sesi kedua ini.
Beliau memberi contoh berbagai jenis wisata rohani yang dapat dilakukan seperti mengikuti kegiatan peribadatan yang bercorak inkulturatif dalam budaya setempat, ziarah dengan mengunjungi tempat-tempat peribadatan seperti gereja, masjid, vihara, dan tempat ziarah lainnya.
Termasuk dalam wisata rohani yaitu wisata pekuburan dimana hal ini lazim dilakukan oleh masyarakat dari berbagai agama.Â