Ketika Anda perlu mengklasifikasikan barang-barang Anda dalam mata uang asing ke mata uang fungsional Anda sendiri, maka ada satu masalah kecil.
Apakah barang itu moneter atau non moneter?
Jika Anda menentukan  item secara tidak benar, itu dapat menyebabkan penyajian yang sepenuhnya salah dalam laporan keuangan.
Untuk semua item moneter dalam mata uang asing - gunakan nilai tukar penutupan pada tanggal pelaporan.
Untuk semua item non-moneter dalam mata uang asing yang dilakukan dengan biaya historis - gunakan nilai tukar historis (pada tanggal transaksi - dengan demikian, Anda menyimpan aset non-moneter pada nilai historis tanpa perhitungan ulang);
Untuk semua item nonmoneter dalam mata uang asing yang dicatat pada nilai wajar - gunakan nilai tukar pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan.
Apa itu moneter dan apa yang non-moneter?
Monetary Items adalah aktiva atau kewajiban yang dinilai atau disajikan dalam unit uang yang tetap misalnya kas, piutang, hutang atau kewajiban lainnya yang angka dan jumlah nilai uangnya yang tetap itulah yang akan ditagih, dibayar di masa yang akan datang tanpa ada perubahan. Nilai ini adalah nilai historis dan nanti nilai net realizable value-nyalah yang akan direalisasi. Karena nilainya itu juga menggambarkan nilai sekarang (current value) untuk aktiva jenis ini tidak perlu disesuaikan kecuali untuk mengetahui present value dari nilai yang diharapkan ditagih (expected value) di masa yang akan datang.
Non-monetary items adalah nilai dimana jumlah uangnya tidak ditetapkan menurut kontrak perjanjian. Dalam metode historical cost ini digambarkan sebagai old cost bukan nilai sekarang misalnya aktiva tetap, lahan, bangunan, peralatan,persediaan yang dipakai nanti dalam operasi perusahaan dan akan diganti terus jika perusahaan terus beroperasi. Dalam metode current value harga baru itu yang dicoba digambarkan dengan harga sekarang.
Berikut saya telah merangkum berbagai jenis barang dengan karakteristiknya :
Menentukan Item Moneter dan Item Non-Moneter dalam pencatatan transaksi mata uang asing
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10 tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing menjelaskan pengertian transaksi dalam mata uang asing sebagai suatu transaksi yang didenominasi atau membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang asing, termasuk transaksi yang timbul ketika suatu perusahaan :
1. Â Â Â Â Membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu mata uang asing;meminjam (utang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam suatu mata uang asing;
2. Â Â Â Â Menjadi pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana
3. Â Â Â Â Memperoleh atau melepaskan asset, dan menimbulkan atau melunasi kewajiban, yang didenominasi dalam suatu mata uang asing.
PSAK No. 10 mendefinisikan item Moneter sebagai kas dan setara kas, aset dan kewajiban yang akan diterima atau dibayar yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
Dalam praktek, sering terjadi kekeliruan dalam mengklasifikasikan suatu akun di neraca sebagai item moneter (yang jika didenominasi dalam mata uang asing berdasarkan PSAK No. 10 harus dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca) atau bukan item moneter (yang tidak memerlukan penyesuaian dengan kurs tanggal neraca).
Pedoman untuk membedakan suatu akun di neraca sebagai item moneter ataupun bukan adalah dengan melihat apakah akun tersebut memerlukan adanya pembayaran kas dan setara kas atau tidak. Misalnya, akun Persediaan jelas bukan merupakan item moneter karena tidak memerlukan pembayaran kas dan setara kas setelah tanggal neraca. Piutang dan Hutang Dagang merupakan item moneter karena memerlukan pembayaran kas dan setara kas untuk pelunasan Piutang dan Hutang setelah tanggal neraca.
Sedangkan untuk akun Uang Muka Penjualan maupun Uang Muka Pembelian, apakah merupakan item moneter atau bukan ? Apakah denominasi dalam mata uang asing atas saldo tanggal neracanya harus disesuaikan dengan kurs tanggal neraca atau tidak ?
Misalnya pada tanggal 31/12/2008, saldo Uang Muka Penjualan di Neraca sebesar USD 500. Penerimaan Uang Muka Penjualan terjadi pada tanggal 14 Desember 2008. Misalnya kurs translasi yang berlaku pada tanggal tersebut untuk USD 1 = Rp  9.200. Sedangkan kurs tanggal neraca untuk 1 USD = Rp 9.400. Apakah di Neraca saldo Uang Muka Penjualan dibukukan sebesar USD 500 x Rp 9.200 = Rp 4.600.000 atau USD 500 x Rp 9.400 = Rp 4.700.000 ?
Analisanya sebagai berikut :
Kita harus melihat transaksi normal setelah tanggal neracanya.
Misalnya, pada tanggal 25 Januari 2009, transaksi penjualan yang merupakan realisasi dari penerimaan uang muka penjualan tersebut telah terjadi. Nilai penjualan berdasakan invoice penjualan USD 1.500. Apakah nilai uang muka penjualan tersebut akan dibayar dengan kas ataupun setara kas pada saat realisasi penjualannya ? Jawabannya adalah tidak, karena nilai uang muka penjualan yang telah diterima pada tanggal 14 Desember 2008 tersebut hanya mengurangi nilai Piutang atas transaksi penjualan sebesar USD 1.500 tersebut. Jadi, yang merupakan item moneter adalah Piutang dari Penjualan sedangkan Uang Muka Penjualan bukan merupakan item moneter karena tidak memerlukan pembayaran kas dan setara kas.
Tugas Matakuliah Prof Dr Apollo (Daito)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H