Mengatakan cinta saja tidaklah cukup, demikian pembukaan beliau saat menyampaikan tauisyah. Jika kita mencintai Al-Qur'an, maka perlu pembuktian dari cinta tersebut. Pembuktiannya dapat dilakukan melalui resep yang beliau sampaikan melalui 6 sehat 7 sempurna.
Pertama, dengan berpedoman pada Al-Qur'an kita selamat dunia akhirat. Bacalah Al-Qur'an dan salah satu bentuk cinta dibuktikan dengan mendirikan salat sebagai bentuk amalan bagi orang yang beriman. Dalam salat, kita membaca ayat-ayat yang ada di dalam Qur'an.
Bacalah Alquran dengan tartil sesuai makhrajul hurufnya, panjang-pendeknya bacaan, dan memahami hukum tajwid serta bacaan gharib.
Kedua, teruslah membaca Al-Qur'an dan bersemangat untuk mempelajarinya bersama dengan guru yang paham tentang Al-Qur'an.
Ketiga, memahami terjemahan Al-Qur'an mulai dari Surah Al-Fatihah hingga An-Naas, karena surah-surah tersebut menggunakan bahasa Arab maka pahamilah dengan melalui terjemahan dan asbabun nuzul-nya (sebab-sebab turunnya ayat), sehingga kita memahami kandungan ayat tersebut.
Keempat, memahami makna dan kandungan Al-Qur'an serta merenungkan ayat-ayat-Nya.
Kelima, mengamalkan isi Al-Qur'an sesuai dengan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang oleh Allaah Swt.
Keenam, mengajarkan dan mendakwahkan Al-Qur'an, karena isinya afalah perintah dan larangan, serta kisah-kisah para nabi dan rasul, juga tentang kaum-kaum yang hidup di zaman sebelumnya dan ilmu pengetahuan masa kini maupun masa depan.
Sebagaimana Rasulullaah Saw bersabda “Sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat” (HR. Bukhari)
Hadits ini merupakan motivasi dakwah dalam menyampaikan ilmu, meskipun sedikit.