Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Film Bila Esok Ibu Tiada, Seorang Ibu Sukses Merawat Empat Anaknya, Mereka Gagal Merawat Seorang Ibu

24 November 2024   06:42 Diperbarui: 24 November 2024   06:44 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Film Bila Esok Ibu Tiada (sumber gambar: Bidik Layar aplikasi M-Tix)

Lebih mirisnya lagi, saat Rahmi membutuhkan pendamping untuk berobat ke rumah sakit, tak satu pun anaknya dapat mendampingi. Bahkan mereka tidak tahu bahwa dirinya mengidap sakit vertigo akut.

Rahmi hanya bisa menceritakan isi hatinya kepada adik perempuannya. Bahkan Ia nekat pergi ke makam suaminya di luar kota tanpa izin dari anak-anaknya meski dalam keadaan kurang sehat.

Air mata saya mulai terkuras saat adegan Rahmi menikmati udara segar dipinggir sawah, pula membiarkan ombak menyapa kakinya di pinggir pantai, wajahnya yang menua dibiarkan dibelai angin laut yang menderas. Dialog batin akan kerinduan suaminya, sangat memilukan hati seorang wanita sepuh yang merasa kesepian.

Saya tiada lagi menahan derai air mata, saat Rahmi berziarah ke makam suaminya, berdialog seakan pasangan hidupnya itu mendengar curahan isi hatinya yang gundah tentang anak mereka berdua. Doa terpanjat dari lisannya untuk kebaikan putra-putrinya. Ia menginginkan agar mereka rukun selamanya kelak jika ia menyusul menghadap Sang Pencipta.

Selanjutnya kisah dalam film ini menghadirkan konflik dan permasalahan yang timbul sejak anak-anak mengetahui tentang kondisi kesehatan Rahmi. Semua mengkhawatirkan keadaannya, tetapi mereka saling lempar kesempatan dalam hal menjaga dan merawat Rahmi, gegara alasan kesibukan masing-masing.

Akankah mereka terus berkonflik? Apakah mereka siap mental bila esok Ibu tiada? Bagaimana mereka melanjutkan kehidupan tanpa kehadiran Ibu yang selama ini membersamai mereka dengan dukungan, doa dan pengorbanan?

Film ini sangat saya rekomendasikan untuk disaksikan bersama keluarga. Kisahnya sederhana dan relate dengan kehidupan nyata. Benar juga menurut saya, bahwa seorang Ibu bisa sukses melahirkan, merawat, membesarkan dan mendidik anak. Tetapi belum tentu aeorang atau lebih anak mampu merawat seorang Ibu di hari tuanya.

Sungguh, film ini menhadirkan hikmah dan perenungan yang dalam bagaimana kita musti memuliakan Ibu hingga akhir hayat. Kita tak mampu membalas kebaikan dan jasanya dengan bumi dan seisinya sekalipun.

Al Fatihah, untuk Ibu yang telah mendahului kita berpulang kepadaNya.

Pula doa terbaik untuk para pembaca yang masih diberikan kesempatan membersamai Ibu dan Ayah di hari tuanya. Semoga menjadi ladang amal dalam berbuat baik kepada orang tua.

Hepi wiken, Pembaca sekalian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun