Meski kelucuan menghiasi sepanjang film dan suasana mak sheeeer karena ada hantu - bahkan saya menjerit dibuatnya, film ini bukanlah komedi horor belaka.
Dalam beberapa dialog, ada sisipan nasihat yang menyentuh. Ada kisah haru dibalik kocaknya para pelaku. Mereka membawa kisah kehidupan masing-masing dalam pendakian gunung ini.
Kisah haru antara Lenni dengan Ibunya, Dicky dan debt collector yang selalu mengejarnya, Andrew dan kekasihnya, Juna dan pengalaman perundungan. Mitos tentang 'ojo noleh memburi' alias jangan menoleh ke belakang selama pendakian, merupakan kata kunci dari perjalanan hidup.
Kisah masing-masing tokoh cerita membuat saya menitikkan air mata. Meski kemudian tertawa terbahak lagi gegara kelakuan mereka, perasaan saya bagai roller coaster dibuatnya.
Saya tidak ingin membocorkan isi film ini, tetapi recommended untuk ditonton bareng teman, sahabat, keluarga atau anak-anak asuhan.Â
"Jane lucu banget, tapi kok yo gawe nangis juga ya,"Â suami berkomentar saat kami bergandengan tangan menuruni tangga Studio 1 menuju pintu keluar.
Aah, rupanya ia tetap terjaga dan menikmati selama film tayang. Sukses, dong!Â
Semoga kelak bisa ngajak beliau nonton film-film berikutnya!
Selamat menyaksikan, pembaca!
Salam sehat dan selalu bahagia
***