Suatu ketika jelang maghrib beberapa pekan lalu, tetangga yang sangat akrab dengan keluarga kami, mampir memberikan sekotak kudapan berisi Takoyaki. Masih hangat dan ternyata bikinan beliau sendiri.
Begitu menyantapnya, saya manggut-manggut sebagai tanda setuju bahwa takoyaki buatannya enak dan pas rasa di lidah. Sebagai penyuka kudapan, saya berniat belajar bikin cemilan ini padanya.
Saya memang belum pernah membuat kudapan dari Jepang ini, sehubungan belum punya wajan khusus untuk membuatnya. Pula resep yang berkaitan dengan adonan-adonan tepung, jarang saya coba. Lebih sering beli cemilan ini melalui aplikasi perpesanan makanan.
Pekan lalu, saya menghubungi bestie tersebut untuk janji temu masak bareng di rumahnya. Ia menyambut dengan senang hati. Saya pun mengecek persiapan bahan di rumah yang bakal saya bawa. Bestie menawarkan agar segala bumbu bakal ia siapkan yang ada di rumahnya.
Janji temu akhirnya sepakat di hari Rabu usai saya mengajar tahsin dari kantor dinas.
Ternyata, saya mendapat ilmu baru tentang dunia perbumbuan yang belum pernah saya gunakan sebelumnya. Bestie saya menjelaskan dengan sabar pertanyaan yang terlontar karena saya mah benar-benar nol soal bumbu masak ala Jepang.Â
***
Bestie mengenalkan pada saya berupa bumbu kaldu bubuk ikan dan sirup jagung yang ia gunakan sebagai bumbu dasar pembuatan adonan Takoyaki.
Sebutan kaldu ikan yang digunakan adalah Dashi sebagai bumbu utama segala masakan Jepang.
Namun bisa kita sesuaikan dengan bumbu yang tersedia di dapur masing-masing. Bisa juga dengan kaldu bubuk rasa jamur atau lainnya jika tidak tersedia kaldu ikan.