"Satu, perempuan. Sekarang sudah umur lima belas tahun. Sebentar lagi masuk SMA."
Sejenak kami basa-basi bertukar kabar. Ternyata Haris menikah dengan adik kelasku yang juga tinggal satu kampung. Semenjak ia menemukan akun media sosialku dan menghubungi melalui pesan pribadi, kami saling bertukar nomer telepon. Saat ini juga, ia menghubungi dan kita melanjutkan silaturahim melalui zoom.
Hari-hari berikutnya, Haris rutin menghubungiku di sela kesibukan sebagai pimpinan kantor wilayah. Kami yang terpisah pulau dan perbedaan waktu, tetap bisa terhubung setelah belasan tahun tak jumpa.
Ya, jelang selesai kuliah, orang tuaku memutuskan menjual rumahnya di desa. Awalnya mereka adalah pendatang dan bekerja sebagai karyawan pabrik. Setelah Ayah meninggal sebelum aku wisuda, Ibu sendirian di rumah besar itu. Aku hanya sempat menemaninya beberapa bulan usai lulus kuliah.Â
Sehubungan aku di terima bekerja di luar pulau, terpaksa aku meninggalkan Ibu Akhirnya, beliau memilih tinggal bersama kakak di Ibukota setelah urusan penjualan rumah selesai.
Rupanya Haris kehilangan kontak dan keberadaanku. Begitu juga denganku, yang hanya menyimpan alamat surat -menyurat dengannya di kos-an. Setiap ia mudik dan bertanya pada pemilik baru mantan rumahku, ia tidak.mendapatkan petunjuk apa-apa, selain kabar bahwa aku telah merantau ke tanah seberang.
***
Lembayung senja sangat cantik di ufuk barat. Aku menatapnya dari jendela besar ruang kantorku. Hatiku sendu, seakan ada perasaan yang bakal lenyap seiring derik-detik tumbangnya mentari.
Sendu. Perasaan kehilangan rutinitas ngobrol bersama Haris selama dua pekan ini. Ia seperti menghilang. Aku baru menyadarinya tiga hari lalu, kini media sosialnya telah memblokirku dan pengaturannya menjadi akun pribadi yang terkunci.
Ini karena sebuah pesan masuk ke gawaiku beberapa menit lalu, dari istri Haris.
"Jujur saya sampaikan, sebagai istri, saya sangat pencemburu. Apalagi pada Mbak Saskia yang saya tahu, kenal dan paham adalah sebagai sahabat sejati Mas Haris. Sahabat lama dari kalian masih kanak-kanak hingga kini.Â