Teringat sekira sebulan lalu, saat berolahraga di sini dan saya mampir ke masjid di area GOR, usai keluar dari toilet dan duduk sejenak di teras untuk mengenakan kaus kaki, tetiba ada dua orang berhijab mendatangi saya.
Mereka memperkenalkan diri sebagai relawan dari SIMAQ yang sedang melakukan kegiatan dakwah yaitu SIMAQ On The Street bertujuan mengajak masyarakat gemar membaca Al-Qur’an agar bersama sama memberantas buta aksara Al-Qur’an.Â
Terdapat beberapa kegiatan yang dilaksanakan, diantaranya: Stand klinik Al-Qur’an, Check bacaan Al-Qur’an on the street, Al-Matsurat pagi bareng, bagi-bagi brosur belajar tahsin dan olahraga bareng.
Mereka pun meminta izin kesediaan saya untuk cek bacaan Surah Al-Fatihah. Saya bersedia dan membacakan sesuai kemampuan bertilawah. Alhamdulillah, mereka menilai bahwa bacaan saya sudah tartil sesuai tajwid, hanya ada satu koreksi agar lebih memperhatikan makhrajul huruf shaad (ص) dan sin (س).
Namun di Ahad pagi ini, saya tidak bertemu komunitas SIMAQ mengadakan ngaji on the street.Â
***
Kini waktu telah menunjukkan pukul 09.20 WITA. Kami pun pamit dengan komunitas dan melanjutkan agenda berikutnya, sarapan pagi.
Suami berkenan mengikuti pilihan saya, apalagi kalau bukan Soto Banjar. Makanan berkuah yang menyegarkan. Meski sebenarnya pengen mencicipi Cumi Bakar, tapi saya turut mengalah karena suami tak terlalu menyukai menu seafood.
Selesai menikmati semangkuk Soto Banjar dan segelas teh hangat, tak komplit rasanya bila tak membawa buah tangan ke rumah.