Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Gerimis di Hati Arum

12 Agustus 2023   14:35 Diperbarui: 12 Agustus 2023   16:02 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Arum bergegas memasuki rumah, mengucap salam dan mendapat jawaban dari para tamu. Sejurus matanya bersirobok dengan wanita paruh baya yang hampir tak pernah ia temui di kampung ini.

"Ibumu pulang, Nduk!" Wajah sumringah salah satu tetangganya membuat wajahnya syok. Ibu?

"MasyaAllah, Arum!" Tetiba perempuan yang barusan bertatapan mata dengannya, menghambur memeluk dirinya. Arum terhuyung. Respon ia pun memeluk wanita paruh baya itu. 

"Ya, Allah, Arum." Bisikan itu terdengar haru penuh kerinduan di telinganya.  Sekian detik berlalu, berdua pelan-pelan melepas pelukan. Kembali mereka beradu pandang.

"Maafkan Ibu, Arum. Kali ini Ibu benar-benar pulang." Wanita yang menyebut dirinya 'Ibu' itupun tersedu sambil mengusap kedua pipi Arum dengan lembut.

"Ibu berjanji tidak akan meninggalkanmu lagi. Izinkan Ibu memulai kehidupan baru bersamamu. Sungguh maafkan ibu ya, Nduk."
Arum terpaku. Sudut matanya membasah. Pandangannya kabur karena air mata. Ia tak tahu persis apa yang dirasa sekarang. Entahlah, seperti tersiram gerimis pengusir sepi.

"Sore nanti kita ke makam Bapak ya, Nduk."

Arum hanya bisa tersenyum.

***
Artikel 73 -2023

#Tulisanke-518
#CerpenAnak
#Pulpen
#SayembaraCerpen
#NulisdiKompasiana

Dok. Pri. Siska Artati
Dok. Pri. Siska Artati

Seorang ibu rumah tangga, Pengajar Privat dan penyuka buku.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun