Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Dear Agustus

9 Agustus 2023   06:32 Diperbarui: 9 Agustus 2023   06:32 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://www.youngontop.com

Dear Agustus,

Tahun ini matahari menyapa sempurna dengan teriknya di sepanjang sepuluh hari pertama di bulan ini. Bahkan hari-hari sebelumnya, cuaca panas yang menggerahkan, tiada mengantarkan hujan 'tuk sejenak menyejukkan. Bila pun gerimis menyapa, itu datang sesaat saja. Mengusap kering yang kerontang.

Apa kabarmu, Agustus? Masih setia kah kau memeluk kenang bersamaku? 

Ya, dirimu istimewa dengan segala memori yang tercipta.

***

Dear Agustus, 

tiada mengira, dengan penuh rasa syukur dan haru,  separuh abad usia tertempuh. Alhamdulillaah, Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, menjagaku dengan nikmat kesehatan dan umur yang berkah, aamiin. 

Rasa syukur yang menggelorakan semangat menjalani kehidupan dengan ikhlas dan tawakal. Fisik menua tapi semangat harus terus muda, kan?

Bersamamu, ada duka dan suka, itu hal biasa bagi perjalanan manusia menapak hari-hari di dunia.

Di bulan ini pula, puluhan tahun silam, Bapak berpulang ke rahmatullaah dengan tenang dan damai usai berkumpul makan siang dengan Ibu dan kakak-kakakku. Sayangnya, aku hanya bisa berjunpa dengannya saat mendadak pulang dari madrasah sore, dalam kwadaan beliau telah tertidur dengan sangat nyaman, untuk selamanya. Hanya kecupan sayang terakhir yang bisa kusematkan pada beliau yang telahb terpejam.

Keeskokan hari, prosesi pengantaran jenazah ke kota asal beliau hingga pemakaman, berbalut dengan sedih yang tak kumengerti, karena aku belum paham apa itu arti "pulang" yang sejati.

Kau pun menyaksikan, bagaimana aku setia menunggu pulangnya Bapak untuk kembali memelukku dan mendongeng kisah-kisah lucu atau sarat kebajikan dari amanat cerita. Sangat merindukan hadirnya. Namun pelukan itu sudahlah tiada. Lalu, kujalani episode kehidupan dengan jiwa kasih sayang warisan beliau.

***

Dear Agustus,

Allah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu, memberikan takdirnya bahwa negeriku menyatakan merdeka dari penjajahan pada bulanmu. 

Lihatlah, betapa semarak seluruh pelosok negeri. Dari sudut dusun yang sunyi hingga kota metropolitan yang hingar bingar. 

Tak hanya umbul-umbul terpasang, gelaran pesta rakyat tahunan, lomba yang meriah menyemarakkan, namun terselip doa dan harapan atas kesejahteraan dan kemakmuran untuk seluruh komponen bangsa.

Lohatlah binar generasi muda menyongsong masa depan di negeri ini. Lihatlah senyum para tetua yang telah mewariskan peradaban bagi berlangsungnya lehidupan berbangsa dan bernegara. Memang, di sana-sini masih saja ada tangan-tangan kotor merusak tatanan dengan perbuatan keji. Hanya doa dan daya upaya untuk memperbaiki-lah, semoga negeriku ini jaya lestari.

***

Dear Agustus,

Bersamamu pula aku memantapkan diri, berikrar janji sehidup sehayat sengan sosok pilihan hati. Seorang tampan yang beriman dan takut pada Allah semata. Seorang lembut yang menuntunku pada kebaikan. Kami berdua berusaha mengjadirkan adanya sakinah, mawaddah, warahmah, dalam mahligai rumah tangga yang penuh ujian maupun keberkahan. Semoga kami bisa melalui biduk ini dengan sebaik-baik amanat.

Ya, kamu memang istimewa, karena bersamamu, ada banyak kisah tercipta mesra. Ada banyak sejarah pula terekam di sini. Termasuk saat aku pertama kali dapat centrang biru akun di Kompasiana!

Meletusnya Gunung Krakatau, lahirnya perkumpulan bangsa Asia Tenggara dengan ASEAN-nya, peristiwa Rengasdeklok jelang kemerdekaan, dan aaaah, masih banyak lagi yang tak bisa kusebutkan satu-satu sejarahbterukir di bulanmu.

Dan, Deat Agustus,

Aku berduka dengan kabar berpulangnya sahabat kompasianer yang pula telah lama memeluk rindu bertemu dengan Rabb-Nya. Beliau adalah fiksianer hebat di antara kami. kudengar, beliau berpulang karena mengalami sakit lambung kronis. Mari kita beroda bersama, agar Mas Indra Rahardian berpulang dalam keadaan husnul khatimah, diterima di tempatbterbaik di sisi Allah Swt, dan keluarga yang ditinggalkan sabar, kuat dan tawakal. Aamiin.

Dear Agustus,

Semoga rekam memori bersamamu, senantiasa memberikan rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta.

Selamat pagi, Agustus.

Selalu sehat dan ingat bahagia!

***

Artikel 72 -2023

#Tulisanke-517
#DiarySiskaArtati
#DearAgustus
#MemoriAgustus
#NulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun