Sahabat sejati, tak pernah menyakiti
tak pernah menggurui
seperti lentera yang selalu menerangi
Lentera menerangi jiwa nan gelap
Adalah kau harta berharga dalam hidup yang pengap
Kala badai menerjang diri limbung kokoh kau mendekap
Sahabat, jangan bosan bersamaiku
Selalulah semaikan tunas-tunas harapan Â
di tengah gersangnya kalbuku
Jangan tinggalkan aku dalam sendiri yang pilu
Dan di antara hujatan nestapa
Kau seduh secangkir hangat suasana
Kau balut tubuh yang menggigil bisu dengan ramah
Tak ada keluh yang kau tanam di antara kita
Kini, aku menjadikanmu rumah
Tempat di mana aku mampu berbagi keluh kesah
Sebab, berjalan sendiri adalah luka
Bersamamu kutemukan sembuh
Sembuh dari luka akibat masa lalu
Kau yang selalu menemaniku
Mengajarkan aku arti sebuah memaafkan
Menerima semua ini sebagai takdir
Kau penguat hati yang rapuh
Tanpa pamrih kau selalu ada sebagai penyembuh lukaku
Rumah Pena Alegori, Senin, 31 Juli 2023
***
#PuisiKolaborasi dari Komunitas Rumah Pena Alegori (alumni kelas puisi). Sebuah puisi bersambung dengan Tema Sahabat, karya dari Siska Artati, Almahdi Zainuddin, Hidayati Mardjuki, Â Kang Thohir, Yayu Rahayu, Â Sarah Safira, Titi Ariswati, Sudirwan Naigeso dan Evi Salam.
***
Artikel 71 -2023
#Tulisanke-516
#PuisiKolaborasi
#PuisiBersambung
#RumahPenaAlegori
#NulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H