Sunyi masih membekas
Diksi berbaris di atas kertas
Tanpa bunyi membiarkan sunyi
Degup nadi berlarian tanpa henti
Ada kata-kata tapi tak bicara
Biar bergelut di dalam kepala
Siapa?
Siapa?
Yang menghantar segala resah, gulana
Mengulik nadi, mendedahkan seruan sumbang dalam jiwa
Sungguh tak nyaman
Sungguh tak tentram
Yang bergelut di dalam kepala
Apa sih maunya?
Ketika mauku tak sesuai mau-Nya
Dada bergolak jiwa berontak
Lidah berdesis menolak
Centang perenang isi kepala
Waktu terhempas porak poranda
Akankah mati tanpa makna?
Tolong jangan mati tanpa makna
Riuh nadiku memanggil sunyi
Berlari tanpa suara
Menyambut buah bahagia
Mengusir resah tak bersua
Sekian lama tak bersua dengan suka nan ria
Segenap tersulih oleh resah yang menyiksa
Sunyi tersorot di setiap sorot mata
Meski deru nan tawa menggema
Serasa tertindih sekujur dada
Napas seakan memberi isyarat tuk enggan menyerta
Rumah Pena Alegori, Senin, 24 Juli 2023
***
#PuisiKolaborasi persembahan dari Komunitas Rumah Pena Alegori (alumni kelas puisi), sebuah puisi bersambung karya Ary Pelangi, Siska Artati, Titi Ariswati, Hidayati Mardjuki dan Fauzi Hammadfa
***
Artikel 69 - 2023
#Tulisanke-514
#PuisiKolaborasi
#PuisiBersambung
#RumahPenaAlegori
#NulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H