Sebagaimana manusia biasa yang tidaklah sempurna, semua jenis profesi dan pekerjaan yang kita jalani dan tekuni, pasti ada suka dan dukanya. Demikian pula yang dialami oleh wanita pengusaha dengan tiga buah hati ini.
"Sukanya, kami merasa puas dan bahagia apabila bisa melayani dengan baik untuk para tamu Allah atau tamu wisata. Semakin banyak saudara, teman, sahabat, bahkan mendapatkan orang tua lagi yang saking akrabnya sehingga menjadi hubungan kekeluargaan yang baik sepanjang masa dari tahun ke tahun," lanjut Bu Wahyu menceritakan auka dan duka menjalani usaha ini.
Beliau merasakan bisa lebih banyak mengenal karakter para jamaah atau peserta wisata, sehingga sebagai penyelenggara bisa lebih koreksi diri untuk sebisa mungkin menempatkan di mana dan dengan siapa beliau dan tim berbicara dan bertatap muka.
"Dukanya, apabila pelayanan kami ada yang kurang dan tidak sesuai dengan harapan mereka. Kami sedih dan terus banyak memperbaiki untuk mengevaluasi smuanya menjafi lebih baik," tambahnya.
Beliau merasakan sedih dan bahkan sakit teramat dalam apabila ada calon jamaab yang dzolim kepadanya apapun itu, kemudian ia pasrahkan dan ikhlaskan semuanya kepada yang memberikan ini yaitu Allah Ta'ala.
"Agar Allah yang membantu menyelesaikan dengan cara-Nya, Bun."
Kadang ada sedikit stres melanda, apabila sistem  yang mengacau dengan adanya keterlambatan tiket atau keluarnya visa, dan lain sebagainya.
Atau ada jamaah yang tidak memperhatikan atau menuruti aturan dari pihak travel selaku penyelenggara, membuat dirinya harus lebih sabar melayani merrka.
"Tapi semua itu menjadi guru kami untuk proses lebih baik lagi, lebih kuat lagi, lebih tangguh lagi," ujarnya mantap dan yakin.