Dengan sabar menanti, mengamati koper-koper dan bungkusan yang berjalan melalui konveyor, saya amati seksama untuk menemukan koper milik saya.
Jantung berdebar, mulai merambat panik, hingga tiga kali konbeyor berputar, koper saya belum ketemu juga. Hingga akhirnya konveyor pengangkut koper berhenti. Waduh, kemana koper saya?
Dengan agak lemas dan panik, saya keluar menemui tante dan oom yang sudah menunggu untuk menjemput. Dengan ditemani mereka berdua, saya melaporkan kehilangan koper kepada maskapai penerbangan yang tumpangi di bagian 'lost and found'
Saya sampaikan detail rute penerbangan, data diri, nomer telpon yang bisa dihubungi, dan ciri-ciri koper. Petugas berjanji akan menindaklanjuti laporan tersebut dan akan segera berkabar jika koper milik saya ditemukan.
Akhirnya saya pulang bersama Oom dan tante, dan menyempatkan diri mampir ke toko guna membeli perlengkapan dan peralatan yang saya butuhkan, sehubungan beberapa diantaranya ada di koper tersebut. Sementara soal baju rumahan, saya pinjam sepupu. Yah, berkurang deh uang saku selama lebaran dan liburan, haha.
***
Selang dua hari setelah kedatangan saya, di malam takbiran dengan suasana hujan gerimis, dua petugas maskapai datang ke rumah tante, menyerahkan koper saya yang telah ditemukan.
Singkat cerita, koper tersebut 'ketlingsut' menuju ke Jogjakarta, saat transit di Surabaya. Dari label koper yang tersemat, saya tertawa kecil. Label-label tersebut menunjukkan kode Kota Semarang (yang memang menjadi tujuan akhir saya saat itu sesuai tanggal), Jogjakarta, Ujung Pandang (Makassar), Jakarta dan Semarang  sesuai tanggal di hari koper diantar.
Lha, padahal pemilik koper saja belum pernah ke Ujung Pandang, eh, si Koper malah 'jalan-jalan' sampai ke sana.
Saya mengucapkan terima kasih kepada petugas. Koper telah ditemukan dalam keadaan utuh dan diserahkan langsung ke rumah di jam-jam malam takbiran pula. Bahkan ketika saya buka, kondiai dan keadaan isinya tidak berubah. Aman dan tidak ada yang hilang. Alhamdulillaah