Alhamdulillaahirrabbil 'aalamiin.
Puji syukur kehadirat Allah Swt atas nikmat dan karunia, yang mana di antara kita dalam keadaan sehat dan kuat sebagai hamba-Nya di muka bumi, mendapat kesempatan dan terpilih untuk bisa menikmati dan menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan tahun ini.
Kita berdoa dan bermohon kepada-Nya, agar ibadah yang kita laksanakan, mendapatkan rahmat dan keberkahan. Tak sekedar mengucapkan 'aamiin' atas doa tersebut, tetapi kita terus menyiapkan diri dengan ilmu dan belajar sepanjang hayat dalam memaknai dan memahami segala perintah dan larangan-Nya.
Seperti halnya dengan Ramadan. Kita menjalani ibadah puasa wajib di bulan Ramadan. Kita sering membicarakannya, tapi apakah kita sudah tahu arti Ramadan?
Ada yang menjawab, Ramadan itu bulan puasa. Puasa itu Ramadan. Ya, memang tidak salah juga. Karena orang awam pun mengetahuinya bahwa bulan Ramadan adalah bulannya orang berpuasa wajib satu bulan penuh. Dan, puasa wajib itu hanya dilakukan di bulan Ramadan.
Jangan-jangan tiap tahun kita mendengar dan membaca 'Ramadan' tetapi tidak atau belum tahu artinya.
Baca juga:Â Ramadan di Rumah, Ngapain Aja?
Lalu apa arti atau makna sebenarnya dari Ramadan? Apa saja yang Allah Swt dan Rasul-Nya janjikan kepada umat Islam pada bulan tersebut?
Berikut saya menyampaikan kembali tausiyah yang disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat (UAH)Â dengan niat menjadi ilmu dan pengetahuan tentang Ramadan, serta menjadi pengingat diri pribadi yang masih fakir ilmu. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
***
Puasa yang kita tunaikan saat ini - bagi umat Islam - merupakan perintah Allah Swt sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an Surah Al-Baqarah ayat 185, yang mana waktunya disebutkan oleh Allah Swt dengan Ramadan.Â
Cuplikan arti pada awal ayat tersebut: [2:185] (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.
Ketika disebutkan kata 'Ramadan', para pakar yang menguasai Bahasa Arab menggali maknanya. Kata ini bermula dari kata RaMaDho dan ditambahkan huruf Alif dan Nun di ujungnya. (Susunan huruf terdiri dari Ra, Mim dan Dhod ditambah dengan Alif dan Nun).
Baca juga:Â Rahasia Puasa di Bulan Ramadan (Bagian 1)
Secara bahasa, Ramadho artinya keadaan panas terik yang membakar. Bila orang Arab sedang keluar rumah, lalu terasa saat itu hawa terasa panas, terik, seakan membakar kulit, mereka menyebutnya: Ramadhotissyamsu (artinya: matahari panas teriknya luar biasa).
Jika teriknya bertambah lagi hingga menghanguskan benda-benda di sekitarnya - misalkan ada kertas terbakar, hangus, tak tersisa debu-debunya - Â maka dalam Bahasa Arab, ubah kalimat Ramadho dalam bentuk superlatif dengan menambahkan hurif Alif dan Nun diujungnya, dari kata Ramadho menjadi Ramadhon (KBBI menuliskannya dengan Ramadan).Â
Secara bahasa, Ramadhon artinya menjadi panas yang sangat terik membakar sampai-sampai menghanguskan benda-benda di sekelilingnya, tanpa meninggalkan sisa, bahkan debunya pun tak tampak.
Lalu mengapa saat kita berpuasa di sebut dengan Bulan Ramadan?
UAH menjelaskan bahwa para pakar bahasa, para ahli hadits dan para ahli Al-Qur'an meneliti ayat-ayat dan hadits Rasulullaah Saw, menyimpulkan dinamakan Ramadan seakan-akan Allah Swt menyampaikan pesan kepada kita bahwa khusus di bulan inilah Allah Swt akan membakar dan menghanguskan seluruh dosa-dosa yang pernah kita kerjakan, mulai dari sejak akil baligh hingga keadaan saat ini.
Orang-orang dahulu, saat mendengar Ramadan, yang terbayang bukan puasanya. Bukan pula lapar dan hausnya, melainkan habisnya dosa. Dosa saya habis, dosa saya habis, dosa saya habis.
Hal pertama yang didambakan oleh  seorang hamba kepada Rabb-nya bukanlah dunia, melainkan ampunan atas segala dosa yang pernah ia perbuat.
UAH menyampaikan bahwa rumus surga berkaitan dengan pahala. Adanya dosa adalah menghancurkan pahala. Jika kita ingin masuk ke dalam surga, maka gugurkanlah dosa-dosa tersebut. Allah Swt mendatangkan Ramadan untuk menggugurkan dosa yang pernah kita kerjakan.
Baca juga: Rahasia Puasa di Bulan Ramadan (Bagian 2 - Selesai)
Muncullah kemudian Hadits Nabi Saw berkaitan tentang Ramadan dan penjelasan di atas yaitu melalui Hadits Shahih Al-Bukhari No. 37Â - Kitab Iman
Melaksanakan shaum Ramadan karena mencari ridla Allah bagian dari iman  yang berlaku di malamnya dan  Hadits Shahih Al-Bukhari No.38 Kitab Iman - Agama itu mudah yang berlaku di siangnya.
Demikian rangkuman tausiyah dari UAH yang mengenai arti Ramadan, semoga menjadi tambahan pahala kita pula atas ikhtiar menambah ilmu pengetahuan tentang hal tersebut.
Sekali lagi, semoga bermanfaat bagi kita.
Salam sehat dan selalu bahagia.
***
Artikel 30 - 2023
Sumber tausiyah : satu
Sumber bacaan: satu, dua dan tiga
#Tulisanke-475
#ArtikelRamadan
#TebarHikmahRamadan
#thrkompasiana
#NulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H