Kehidupan militer dengan segala hal yang diharuskannya, baik itu berupa latihan keras ketegasab, ketegaran, ketundukan pada perintah, serta kedisiplinan pada arahan-arahan komandan. Hal tersebut kita bisa dapatkan perwujudan secara praktis pada puasa.Â
Yang demikian itu karena ibadah puasa merupakan sarana penggemblengan kekuatan fisik yang mengharuskan kita menempuh satu metode untuk menjaga kualitas prubad yang penyangganya berupa ketegaran, larangan, dan bersabar atas pahit getirnya rasa lapar dan panasnya rasa haus, kelelahan fisik dalam mengendalikan diri serta menahan hawa nafsu dan mengekang keinginannya.
Keadaan ini seakan-akan seorang muslim yang berpuasa itu adalah seorang tentara yang siap mendengar dan mentaati serta menjalankan perintah Allah Swt tanpa penolakan atau pembangkangan.Â
Jika seorang tentara itu  dan berpegang pada perintah serta menjalankannya di bawah pengawasan komandan, maka orang yang berpuasa layaknya (sedang) menjalankan perintah tanpa pengawasan dari seorang pun, kecuali dari Allah Yang Maha Melihat segala upaya manusia menuju kebaikan.
3. Puasa  memperkuat keimanan
Puasa dapat memperkuat keinginan seseorang, mendorong kemauan, mengajarkan kesabaran, membantu menjernihkan  pikiran, menghidupkan pemikiran, dan mengilhami pendapat yang cerdas jika seorang yang berpuasa dapat melangkah ke fase relaks (santai), serta melupakan berbagai rintangan yang muncul akibat waktu luang dan terkadang keputusasaan.
Ketika seseorang memiliki keinginan yang kuat sehingga dia mampu mengatakan kepada pelaku kemunkaran bahwa 'ini munkar', Â maka yang bersangkutan turut serta mencegah segala bentuk niat dan perbuatan negatif yang ada di masyarakat.
Dengan demikian, yang bersangkutan telah menjadi seorang anggota masyarakat yang dinamis, yang akan membangun mental baik dan tidak merusak, serta melakukan perbaikan harkat dan martabat di lingkungan sekitarnya dengan tidak melakukan kecurangan.
Cukup besar kebutuhan seorang muslim, khususnya untuk memiliki keinginan kuat dan kemauan yang keras untuk menciptakan masyarakat jujur dan bersih, tentu awalnya dimulai dari diri pribadi masing-masing.
Oleh karena itu, sudah sepatutnya bagi seorang muslim yang berpuasa untuk tidak melakukan hal-hal yang merusak kekuatan ini setelah berbuka. Menjadikan dirinya menjadinpribadi tangguh yang taat pada Allah Swt.
Demikian saya sampaikan rangkuman bagian pertama. Sekali lagi dengan sematan doa agar  catatan ini menjadi pengingat pribadi dan bermanfaat bagi pembaca sekalian.
In syaa Allah kelak beraambung pada bagian berikutnya.