"Opo iki, Sis? Lha kok abot banget?" Sembari ia menerima kreneng dari saya. (Apa ini, Sis? Kok berat sekali?)
"Ya, Allah, pantesan! Cobek tah?" Matanya berbinar kaget disusul dengan pecah tawa. Namanya juga cobek asli batu gunung, ya pasti berat.! Apalagi 3 biji dengan ukuran yang berbeda.Â
"Semoga berkenan dan bermanfaat untuk mengawali aktivitas berumah tangga," ujar saya masih tertawa bahagia.
"Ya, Dek. Supaya cepet dapat momongan, kata orang," Kakak menimpali.
Sahabat saya mengucapkan terima kasih. Ini kado unik yang diterimanya dari kawan-kawan. Begitu juga dengan saya, untuk pertama kalinya, memberi kado yang tak umum.
***
Iseng siang tadi saya berbincang melalui aplikasi perpesanan dengan sahabat, apakah cobeknya sampai sekarang masih ada dan digunakan?
Ia menjawab, masih. Bahkan selalu ingat pemberian unik tersebut.
"Cobek yang besar bulat masih ada. Yang bentuk Ikan, aku kasihkan ke iparku. Karena pas awal menikah ia juga belum punya." Katanya.
"Dan bener kata mbakyumu, setelah menerima kado dan doa dari kalian, beberapa bulan kemudian aku lantas mengandung, cepet entuk momongan," tulisnya disertai ikon tertawa di aplikasi perpesanan.