Jadi begini, Pembaca.
Saya menyusun rencana penguatan kegiatan ibadah dalam sebuah daftar dan tabel untuk bisa terlaksana dalam kegiatan harian. Tabel sudab saya buat di akhir Desember, lalu saya cetak dan bundel untuk 12 bulan ke depan.
Tetiba saya terpikir tentang mukena, penutup aurat wanita muslim pada saat salat. Iseng saya membuka channel fashion busana muslim di Telegram, menampilkan baju-baju gamis dan mukena yang bakal hadir di 2023. Apalagi 4 bulan lagi lebaran, kan.
Kenapa saya terpikir mukena? Sebenarnya hanya sekadar pengen saja, sehubungan mukena yang lama ada yang sudah pudar warnanya, ada yang sudah lepas renda penghiasnya. Tetiba pengen punya yang baru, supaya bisa dipakai untuk tarawih dan salat idul fitri nanti.
Simak punya lihat di katalog produk cooming soon pada merk langganan, saya membatin, semoga punya mukena baru deh, musti nabung. Namun saya belum sreg dengan model atau bahan mukena yang ditampilkan di katalog tersebut. Saya berpindah melihat-lihat produk fashion lainnya. Tapi pikiran membayangkan mukena baru.
Pembaca, saya jarang membaca status whatsapps kawan-kawan yang ada di kontak gawai. Lha kok pas hari itu, saya baca status salah satu ustadzah - guru BK NakDis semasa SMP.
Statusnya sudah terunggah "kemarin", berupa giveaway dengan menjawab pertanyaan dari beliau. Dengan niatan memeriahkan status WA-nya, saya menjawab pertanyaan tersebut, karena saya yakin bisa menjawab. Tidak mengharap menang, apalagi status WA beliau dah berlangsung sejak "kemarin". Palingan juga sudah banyak yang masuk dan menjawab pertanyaan beliau, demikian pikir saya. Itu pun saya menjawabnya di malam hari.
Namun betapa kagetnya, pada esok sore di hari bersangkutan, saya mendapat pesan dari beliau:
MasyaAllah, Allahu Akbar!
Saya tak mengira hadiahnya mukena!