"Lha, njenengan mulai istirahat malam begini, tidur jam berapa?" Saya kepo jadinya.
"Tidur saya dari dulu durasinya sedikit. Yang penting pulas dan berkualitas." Demikian jawab Kompasianer asal Malang ini. Sungguh mengundang rasa kagum saya kepada beliau.
Sepertinya, minum air hangat seperti beliau di jam-jam sepertiga malam bisa ditiru juga nih.
Wah, asyik juga ternyata ritual sebelum menulis pada sahabat kompasianer di atas.
***
Bagaimana dengan kebiasaan Kompasianer Pria yang sempat saya tanyakan tentang hal yang sama?
Pak Sigit Eka Pribadi, Kompasianer asal Balikpapan yang masuk Nominator Best in Specific Interest Kompasiana Awards 2022 ini cuma bilang, "Nggak ada ritual, Bun. Ada ide, ya langsung nulis gitu aja.  Yang penting kalau pas kerjaan lagi nggak sibuk, saya nggak paksa diri untuk menulis."
Pak Ali Musri Syam - Penyair Kondang Kompasiana dari Balikpapan, malah balik beetanya, "Yang dimaksud ritual apa example nya?"
"Minum kopi, ngrokok dulu, me time sama burung peliharaan, harus makan indomie kuah pedes. Atau melamun di toilet," jawab saya dibarengi enotikon ketawa.
"Wow! Jadi penasaran dengan berbagai ritual di atas. Patut dicoba. Saya nggak punya ritual khusus. Malah bingung yah jawabnya. Kalau saya mengalir aja, Â Bu. Biasanya ketika melihat suatu kejadian di jalan, dengar musik, lihat film, atau membaca (baru deh, menulis)." Pak Ali pun berbagi ritualnya.
Saya mengira, beliau melakukan ritual memandang langit subuh atau cakrawala memeluk senja. Mengingat beliau fiksianer yang sering mengunggah puisi dengan diksi-diksi menawan nan romantis. Ahay!