Apa kabar para Pembaca Kompasiana yang selalu berbahagia? Tahun 2022 segera berganti, tinggal menunggu hari. Kenangan buruk kita enyahkan, kenangan baik kita simpan untuk menjadi penyemangat menapak tahun 2023.
Sebagaimana pula yang saya alami, tetap bersyukur kepada Sang Illahi Rabbi, bahwa pandemi telah berangsur pergi. Namun kita tetap waspada dan menjalankan prosedur dalam beraktivitas di ruang publik dengan mentaati protokol kesehatan.
Saya akui selama tahun 2020 dan menapak ke tahun 2021, kegiatan menulis lumayan aktif. Baik  melalui laman blog di Kompasiana, maupun offline dengan komunitas penulisan lain yang saya ikuti. Bahkan terus berlanjut sepanjang tahun 2022.
Alhamdulillaah, tak terasa mendekati akhir tahun 2022, karya saya menulis berupa cerpen, puisi dan memoar, berhasil dicetak dalam bentuk 3 buku antologi dan 1Â e-book.
***
Buku pertama yang akhirnya naik cetak di tahun 2022 untuk karya antologi saya adalah garapan Komunitas Jendela Puspita (JP) yang digawangi oleh Kak Siska Puspita Dewi. Saya mengenal beliau sejak mengikuti sebuah kelas penulisan yang diselenggarakan oleh Komunitas Menulis Online (KMO).
Bersama beliau, saya telah mengikuti terbit 2 buku Antologi. Buku dengan judul Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas merupakan buku antologi kedua saya bersama komunitas ini.
Buku ini menghadirkan 51 kisah inspiratif dari masing-masing penulis dengan latar belakang profesi yang berbeda. Buku yang menghadirkan kisah keseharian yang unik dan menarik, dikemas dalam bentuk cerita pendek yang mengharu biru.
Pada kesempatan tersebut, saya menghadirkan satu cerita pendek, berkisah tentang keluarga yang memegang teguh prinsip kejujuran melawan korupsi.
Hampir seluruh penulis mengirimkan karya sejak pertengahan tahun 2020. Saya sendiri menyelesaikan cerpen pada Oktober 2020 selama kurang lebih 6 hari. Namun ketika Covid melanda, para kurator dan editor mengalami sakit, karya kami sempat tertunda dalam proses kurasi naskah.Â
Pada sekitar Oktober 2021 kurasi kembali dilanjutkan oleh Tim Jendela Puspita. Menyapa kembali satu per satu penulis yang masih bertahan di WAG. Hasilnya mulai rampung perlahan hingga Agustus 2022. Perjalanan panjang dan kenangan selama pandemi untuk menghadirkan buku antologi tersebut.
Judul buku ini mewakili keseluruhan isi, hasil dari pengalaman rasa dan buah pemikiran para penulis, yang mana dalam setiap kisah yang dituturkan mengandung makna dan mengalirkan inspirasi bagi pembaca.
Buku terbit bertujuan untuk menghidupkan dan menguatkan literasi pada bangsa Indonesia tercinta. Semoga aksara yang tertuang bisa turut berkontribusi bagi kecerdasan akal, pikiran dan emosi umat manusia.
***
Buku antologi kedua yang hadir pelukan di tahun 2022 adalah Buku berjudul Pandemi Vs Everybody, garapan saya bersama kawan penulis di Komunitas Pencinta Literasi (KPL) yang digawangi oleh Dr. Fera Andriani Djakfar, Lc.,M.Pd.I
Antologi ini merupakan karya pertama dari KPL, yang mana kegiatan anggota WAG-nya melaporkan membaca minimal 1 buku dalam sebulan, menggunggah tautan tulisan karya sendiri di laman manapun anggota menuliskannya, dan menerbitkan 1 buku antologi setiap tahunnya. Alhamdulillah, di 2022 inilah karya perdana kami bisa terbit.
Buku ini berisi memoar dan cerpen karya 10 penulis dari KPL yang beranggotakan 99 orang saat ini. Mengusung tema Mengenang Pandemi, karya para penulis ini ditujukan untuk mengumpulkan berbagai kisah semasa pandemi, tetapi bukan sekadar menorehkan kenangan pahit. Melainkan untuk menggali segala hikmah di balik wabah.
Sungguh menarik bagaimana para penulis mengalami duka, keterpurukan, sakit, jatuh, kehilangan orang tercinta, lalu bagaimana mereka berusaha bangkit dan menyuarakan isi hati melalui pesan moral dari kisah yang mereka tuturkan melalui memoar dan cerpen.
Buku ini dikemas dengan bahasa tutur yang lugas dan nyaman untuk para pembaca dengan segala kalangan dan usia.
***
Pembaca masih ingat dengan peristiwa tenggelamnya Emmeril Kahn Mumtadz, putra dari Bapak Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat? Eril-sapaan akrab almarhum, meninggal di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss pada  Kamis, 26 Mei 2022 karena tenggelam. Jenazahnya ditemukan tergeletak di Bendungan Engehalde, Kota Bern, Swiss, pada Kamis, 9 Juni 2022.
Seluruh warga berduka, tak hanya dirasakan oleh warga Indonesia, tetapi juga kalangan dunia yang mengenal Eril dan keluarga Bapak Ridwan Kamil.
Kita mengingat bagaimana duka mendalam yang dirasakan sejak peristiwa menimpa Eril, hingga pemakaman terakhir. Bahkan segala kenangan kebaikan tentang pemuda saleh ini terus menari dalam diri kita.
Sebagai wujud mengenang sosok pribadinya yang baik dan berbudi pekerti santun, kami dari Komunitas Rumah Pena Alegori (RPA) garapan Teh Rani Iriani Safari, menorehkan puisi dan senandika untuk almarhum. Saya berpatisipasi dengan menulis 1 karya senandika dan 3 puisi dalam buku ini bersama 21 penulis lainnyabyang tergabung di Komunitas RPA.
Komunitas ini merupakan alumni dari sebuah kelas penulisan puisi. Grup WA kami tidak membubarkan diri saat event kelas selesai. Alhamdulillah kami melanjutkan silaturahim dengan membentuk komunitas dan melahirkan karya antologi.
Ketiga buku antologi tersebut di atas terbit hampir bersamaan di Bulan Oktober 2022, setelah melewati masa dan kondisi berliku baik sebelum dan sesudah Pandemi.
***
Sebuah kehormatan bagi saya, ketika mendapat kabar dari Acek Rudy - Kompasianer yang juga Admin Grup Penulis Mettasik, bahwa hasil tulisan para pemenang blog competition yang diadakan oleh mereka akan dibukukan bersama para penulis Mettasik.
Deg-degan juga rasanya menunggu buku terbit sejak diumumkan pada Agustus 2022 lalu.
Rupanya, menunggu proses jadi buku perlu kesabaran dan ketelatenan, mengingat usaha dari Tim Penulis Mettasik dan Penerbit agar mendapatkan ISBN.
Alhamdulillah, semua bisa terwujud sebagai hadiah ulang tahun Komunitas Penulis Mettasik yang pertama dengan melahirkan karya antologi berupa e-book, terbit pada Desember 2022.
***
Sekali lagi, puji syukur kehadirat kepada Allah SWT atas nikmat karya, rasa dan cipta mwlalui buku antologi di atas.
Mohon doa dari pembaca sekalian, agar kelak saya bisa melahirkan karya buku solo. Ini sedang berproses menyusun naskah kumpulan cerpen, semoga bisa terwujud menjadi karya perdana saya di tahun 2022. Aamiin.
Sebagai penutup di artikel ini, izinkan saya berbagi video musikalisasi puisi berjudul Sehari Saja, Bolehkah?
Puisi ini adalah karya pribadi yang diikut sertakan dalam Buku Biru, buku antologi puisi dan senandika. Semoga berkenan.
Salam sehat dan selalu bahagia.
Selamat menyambut tahun baru 2023 dengan semangat yang lebih berwarna.
***
Artikel 144 - 2022
#Tulisanke-444
#ArtikelBuku
#Antologi
#BukuAntologi2022
#MelawanKeterbatasanTanpaBatas
#PandemiVsEverybody
#BukuBiru
#PerubahanItuPastiKebajikanIHargaMati
#NulisdiKompasiana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H