Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Buket Bunga Mawar untuk Bunda Roselina dan Pak Tjiptadinata Effendi

30 Agustus 2022   12:42 Diperbarui: 30 Agustus 2022   12:44 1666
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penyerahan dan penerimaan cinderamata kepada Pak Tjipta dan Bunda Roselina (Dok.Pri. Riduannor)

Bersalaman penuh takzim kepada Pak Tjipta, saya pun memperkenalkan diri. Pula mengenalkan anak gadis saya kepada beliau berdua.

***

Kompasianer Samarinda - Balikpapan berfoto sejenak sebelum acara makan siang bersama (Dok.Pri. Siska Artati)
Kompasianer Samarinda - Balikpapan berfoto sejenak sebelum acara makan siang bersama (Dok.Pri. Siska Artati)

Atas permintaan kami, Pak Ali berkenan menjadi Master Ceremony pertemuan ini. Beliau membuka acara dengan sapaan hangat, doa bersama, pula membacakan puisi spesial untuk Pak Tjipta dan Bunda Roselina.

Puisi hasil karya Pak Ali sendiri, khusus dituliskan untuk sejoli yang sangat kita hormati tersebut. Beliau membawakan dua judul puisi terbaiknya, yaitu Dua Sejoli, Tjiptadinata dan Roselina dan Dia yang Akan Selalu Datang

Puisi pertama sejatinya beliau goreskan untuk buku 150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi di tahun 2021. Tapi siapa yang menyangka, bila ternyata puisi ini tak menjadi bagian dari buku tersebut. Justru takdir terbaiklah, puisi beliau secara nyata tersampaikan dengan penuh syahdu, dibacakan dihadapan dua sejoli panutan dan kami semua, langsung dari Sang Pujangga!

Selanjutnya, Pak Tjipta menyampaikan salam sambutan serta mengajak kami menyanyikan lagu Tanah Airku. Lagu yang sangat berkesan ini tentu dipilih beliau karena sarat makna akan kerinduan kepada kampung halaman. Kemana dan dimana jua kita berada, negeri orang yang telah menjadi tempat menetap, tapi tanah air tetaplah tercinta dan tak terlupakan.

Bersyukur saya duduk persis di sebelah Pak Tjipta, sehingga saya benar-benar menyimak suara beliau yang merdu. Saya pun turut bernyanyi dengan haru.

Sebelum makan bersama dimulai, saya meminta izin untuk membacakan pantun, sebagai wujud rasa senang menyambut beliau berdua di Kota Tepian Mahakam.

Pantun berikut khusus saya persembahkan untuk Pak Tjipta dan Bunda Roselina, dibuat sehari jelang tanggal pertemuan:

Dari Kupang transit Surabaya
Naik pesawat sampai jua ke Samarinda
Selamat datang Pak Tjipta dan Bu Roselina
Tiba dengan selamat tak kurang suatu apa 

Abang sayang sedang masa puber
Mata berbinar kerling pandang menghunjam
Selamat datang kawan kompasianer
Selamat kopdar di Kota Tepian Mahakam

Gadis manis bermata Jelita
Elok nian saat dipandang
Izinkan kami menyampaikan cinderamata
Mohon berkenan diterima sebagai tanda sayang.

Penyerahan dan penerimaan cinderamata kepada Pak Tjipta dan Bunda Roselina (Dok.Pri. Riduannor)
Penyerahan dan penerimaan cinderamata kepada Pak Tjipta dan Bunda Roselina (Dok.Pri. Riduannor)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun