Berdasarakan tiga cara diatas, mana yang paling bagus? Itu tergantung kesepakatan dan kondisi keuangan anda berdua dengan pasangan.
Intinya, harus ada keterbukaan dan kejujuran dalam pengelolaan keuangan, sehingga pembayaran untuk biaya hidup dan tabungan untuk masa depan keluarga benar-benar bisa dipertanggungjawabkan.
Contoh, istri memiliki kebiasaan belanja online, melakukannya tanpa persetujuan dan sepengetahuan pasangan. Anda tidak mendiskusikan terlebih dahulu apakah barang yang dibeli itu penting atau tidak, dibutuhkan atau tidak bagi keluarga. Diam-diam paket dialamatkan ke kantor, bukan alamat rumah.
Demikian juga dengan suami, memiliki kebiasaan atau hobi koleksi barang tertentu. Karena harganya mahal dan takut kena marah Istri, belinya juga diam-diam saja.
Nah, hal demikian sebaiknya dihindari. Berterus teranglah dan sampaikan alasannya, sekecil dan sebesar apapun biaya yang akan dikeluarkan. Sehingga pasangan tidak merasa dikhianati dalam mengelola amanah keuangan keluarga.
Minimal telah ada kesepakatan berapa anggaran yang diperlukan untuk menyalurkan hobi, agar keuangan keluarga tidak jebol. Karena anggota keluarga pun perlu menyenangkan diri melalui kegiatan kegemarannya.
Demikian, rangkuman yang bisa saya sampaikan pada artikel ini. Semoga bermanfaat.
Tetap sehat dan selalu bahagia!
***
Artikel 92 - 2022
#Tulisanke-392
#ArtikelKeuangan
#PerjanjianPranikah
#KeuanganPranikah
#NulisdiKompasiana