Seriring berjalan waktu, tentu ada kesepakatn baru setelah menikah dan status pekerjaan beserta kondisi kenaikan gaji. Suami menjadi pegawai tetap dan saya berpenghasilan menjadi guru privat. Nah, hal seperti ini pun pernah kami bicarakan sebelum menikah, karena akan berpengaruhboada kondisi keuangan keluarga.
Keempat, rencana pengaturan keuangan keluarga setelah menikah
Pengaturan keuangan keluarga sangat penting dibahas sebelum menikah supaya ada keterbukaan dari awal agar mengetahui keadaan finansial masing-masing.
Menurut Annisa Sagita, ada 3 cara yang bisa diterapkan sesuai kesepakatan Anda dan pasangan.
Cara pertama, keuangan keluarga diatur oleh istri.
Sistem seperti ini biasanya dilakukan dengan cara suami menyerahkan seluruh gajinya kepada istri, lalu dikelola oleh istri untuk seluruh kegiatan ekonomi keluarga, termasuk mengembalikan kepada suami  untuk kebutuhannya seperti uang transport, makan, dan kebutuhan hariannya.
Cara kedua, keuangan keluarga diatur oleh suami.
Hal ini biasanya dilakukan jika suami memiliki gaji dan penghasilan yang lebih besar daripada istri, atau suami merupakan tulang punggung keluarga dan istri tidak bekerja.
Istri tinggal menerima bersih saja soal keuangan, seperti pembayaran cicilan rumah atau kontrakan, tagihan telpon, listrik, air dan sebagainya, karena semua biaya yang ada telah dibayar dan diatur keuabgannya sedemikian rupa oleh suami.
Cara ketiga, keuangan keluarga diatur dan ditanggung berdua
Hal ini biasanya dilakukan pasangan yang keduanya bekerja dan memiliki gaji dan penghasilan masing-masing. Lalu, keuanya menyepakati pembagian tugas dalam pembiayaan ekononi keluarga.
Misalnya, suami berperan dalam pembayaran tagihan, kebutuhan harian, biaya sekolah anak. Sedangkan istri berperan untuk menabung, berinvestasi, biaya hiburan dan sebagainya. Peran keuangan keduanya dibagi rata sesuai kesepakatan bersama.