Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Ingatan itu Tak Lumpuh

3 Agustus 2022   14:30 Diperbarui: 3 Agustus 2022   14:34 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://m.liputan6.com

"Makasih, Mas. Masih ingat, tho? Tumben ngucapin segala." Fira mengerjapkan matanya lagi sembari mengatup bibirnya erat.

"Emmm...tetap masih lah, ingatanku taklumpuh soal itu. Meski sudah bertahun-tahun aku hampir tak menghubungimu lagi." Ada desah nafas berat di ujung kata.

"Semoga kamu berkenan saja, Fir." Kata itu kembali berulang, kini langsung dari bibir lelaki yang sedang tak karuan hatinya.

"Ya, Mas. Makasih atas doa dan perhatiannya. Silahkan kalau mau lanjut lagi aktivitasnya. Salam untuk nyonya, ya." Fira berusaha mengendalikan suaranya.

"In syaa Allah. Maafkan kesalahanku, ya. Salam juga untuk keluarga." Doni menghela nafas panjang. "Assalamu'alaikum." 

Di pagi yang bergelanyut mendung, Fira membalas salam dan menutup sambungan telpon.

Senyum getir masih bergelanyut, mengenang sejenak saat dulu bersama lelaki pujaannya itu. 

"Lumpuhkanlah ingatanku, hapuskan tentang dia, hapuskan memoriku tentangnya." *) Senandung lirih yang lebih pas sebagai gumaman.

Haruskah kuhapus saja kontaknya dari gawai?

***

Pria berkumis tipis itu kembali menyesap sisa kopi di cangkirnya. Pahit namun menyisakan manis di lidah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun