Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Delapan Tahun Ngekost di Asrama Putri, Persahabatan Terjalin Hingga Kini

26 Juni 2022   13:53 Diperbarui: 26 Juni 2022   22:11 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suasana kamar kost (sumber gambar: www.hipwee.com)

Teringat masa merantau dari desa ke ibukota Provinsi guna melanjutkan studi di perguruan tinggi, persiapan mental untuk jauh dari orang tua memang tidak mudah.

Secara fisik dan psikologis terasa dekat setiap hari bersama orang tua, tentu akan berbeda tinggal bersama orang lain yang bukan kerabat dalam jangka waktu yang lama.

Saat saya dan ibu (almarhumah) bertandang ke rumah tante guna sementara waktu tinggal di sana untuk keperluan daftar ulang dan tes matrikulasi di perguruan tinggi, beliau menyarankan agar saya indekos di sebuah asrama putri yang jaraknya dekat dengan kampus.

Bersyukur ada slot kosong di salah satu kamar asrama, sehingga saya bisa tinggal di sana usai urusan registrasi kampus.

***

Asrama putri yang saya tempati kala itu merupakan milik sebuah yayasan yang mengelola panti asuhan, asrama mahasiswa putri, asrama pekerja putri, mushola dan gedung pertemuan. 

Terletak di tengah kota, berada di sekitar area perkantoran, jarak ke kampus hanya sekitar 10 menit berjalan kaki.

Ilustrasi gambar dari amp.kompas.com
Ilustrasi gambar dari amp.kompas.com

Terdiri dari 11 kamar, satu kamar untuk ibu asrama dan 10 kamar untuk para penghuni yang terdiri dari mahasiswa yang berbeda perguruan tinggi. Namun rerata adalah dari tempat kuliah yang sama meski beda program studi.

Satu kamar dihuni oleh empat orang, dengan fasilitas kamar mandi dan ruang ganti di dalam, dua ranjang tidur bersusun, dua lemari pakaian dengan dua pintu. Masing-masing penghuni berbagi lemari. Serta lemari buku yang permanen di dinding sudut kamar. Tersedia juga 1 atau 2 meja belajar, tergantung luasnya kamar.

Persiapan yang saya bawa adalah hal umum saja seperti pakaian dan perlengkapan pribadi lainnya serta alat dan perlengkapan kuliah. Saya membawa sendiri lemari pakaian yang terbuat dari plastik dan bisa dibongkar pasang.

***

Justru saat berkenalan dan berbaur dengan para penghuni, saya belajar dari mereka yang sudah lebih dahulu tinggal di asrama. Tentu ada aturan yang telah ditetapkan oleh pihak asrama dan aturan bersama teman sekamar yang harus disepakati.

Sehubungan ini adalah asrama putri, maka pihak yayasan sangat ketat menerapkan aturan kepada para penghuninya. Aturan tersebut di antaranya:

  1. Boleh menerima tamu dari pukul 08.00 s.d 21.00, hanya terbatas di teras dan ruang tamu, dengan tempat duduk yang tersedia.
  2. Bagi yang menerima kunjungan dari keluarga, hanya perempuan saja yang boleh masuk ke kamar asrama.
  3. Penghuni asrama tidak diperkenankan menggunakan alat elektronik seperti ricecooker dan mesin cuci. Masa itu, kami mencuci secara manual dan menjemur di tempat yang telah disediakan. Sedangkan makanan sempat disediakan oleh yayasan dalam beberapa waktu, namun kemudian tidak disediakan lagi pada periode berikutnya. Jadi para penghuni lebih sering beli makanan nasi bungkus untuk disantap di asrama.
  4. Membayar uang kost tepat waktu. Awalnya menyesuaikan tanggal pertama kali masuk asrama. Kemudian berubah aturan paling lambat tanggal 10 setiap bulannya.

Baca juga: Bukan Lulusan Keguruan dan Pendidikan, Kok Ngajar?

***

Saya sempat pindah kamar dua kali. Yang pertama karena diminta tukeran oleh penghuni lama. Dan, yang kedua karena saya sendirian di kamar sehubungan kakak-kakak kelas sudah lulus dan meninggalkan asrama.

Pernah mengalami hal yang kurang menyenangkan, di mana hari pertama datang di waktu pagi, siangnya saya kehilangan uang yang tersimpan di dalam lemari.

Tak mau ribut dan menuduh teman-teman yang berada di dalam kamar saat saya berbenah dan beberes barang-barang, justru kawan dari kamar lain mengulurkan bantuan pinjaman untuk keperluan melengkapi peralatan yang belum sempat saya beli. Di sinilah saling perhatian dan pengertian sesama penghuni asrama sangat saya hargai.

Demikian pula ketika sakit, jauh dari orang tua, teman sekamar dan penghuni lainnya menjadi saudara terdekat pengganti orang tua. Keakraban yang terjalin sesama penghuni asrama, karena rasa senasib sepenanggungan, merantau ke ibukota guna menjalan studi sebaik-baiknya.

Kami saling mengingatkan dalam belajar bersama, mengerjakan tugas, serta memelihara lingkungan kebersihan masing-masing kamar maupun asrama. Dengan melakukan bersih asrama secara gotong royong sebulan sekali, makin mengakrabkan seluruh penghuni.

Setiap hari bercengkerama, nonton tv bareng, serta senam bersama sekali dalam dua pekan di aula asrama, menambak semarak suasana.

Apalagi jika ada penghuni yang mudik, mereka berbagi oleh-oleh khas kota masing-masing ketika kembali ke asrama. Bahkan saya sempat berkunjung dan menginap di rumah kawan sesama penghuni asrama di kota mereka, saling mengenal keluarganya, demikian pula sebaliknya.

***

Ilustrasi suasana kamar kost (sumber gambar: www.hipwee.com)
Ilustrasi suasana kamar kost (sumber gambar: www.hipwee.com)

Hal yang saya ingat dari hikmah dan pembelajaran dengan sesama penghuni asrama adalah menjaga kepercayaan teman dalam hal material maupun nonmaterial.

Kepercayaan dan kejujuran adalah mata uang yang tetap berlaku dalam pergaulan.

Amanah untuk menjaga barang-barang di dalam dan luar kamar, menjaga perasaan kawan yang sedang sedih, curhatannya yang hanya dipercayakan pada penghuni tertentu saja, dan siap tutup mulut jika ada penghuni lain penasaran ingin tahu soal ini dan itu.

Maklum saja, dengan jumlah penghuni yang mencapai 40 orang dalam satu gedung asrama, gesekan antar teman bisa saja terjadi. 

Namun jika pun terdapat perselisihan, juga tidak memakan waktu lama untuk akrab kembali. Karena rasa kekeluargaan di antara kami telah tumbuh dan berkembang baik.

Dalam hal barang-barang pribadi, saya berusaha memenuhi dan melengkapi sendiri dan berusaha sebisa mungkin untuk tidak meminjam pada kawan, meski barang sepele. Seperti alat tulis-menulis, manikur dan pedikur, perlengkapan rias, peralatan makan, bahkan ember sekalipun.

Masing-masing penghuni merawat dan saling menjaga barangnya. Jadwal kebersihan kamar disepakati secara bergilir, karena kami sekamar berempat dan menempati ruang yang cukup luas.

Begitu pula bergantian menggunakan meja belajar. Bagi yang membawa meja lipat pribadi, tentu lebih nyaman menggunakannya tanpa menunggu giliran kawan lain.

Saran saya  sebaiknya para perantau yang mau ngekost, membuat daftar barang-barang dengan detail apa yang akan digunakan. 

Cari lingkungan kost yang nyaman, usahakan tidak jauh dari kampus. Info bisa kita dapatkan dari kakak kelas, kerabat, atau sesama teman.

Jika tinggal satu kamar sendiri pun, tetaplah berbagi dengan penghuni kamar lainnya. Berharap mendapatkan teman yang sefrekuensi dengan kita.

***

Tak terasa saya menghuni asrama putri hampir delapan tahun lamanya, sejak mulai pertama kuliah hingga lulus dan mendapatkan pekerjaan pertama.

Saya pindah dari asrama ke kost-an sebuah keluarga karena hampir seluruh kakak kelas, teman seangkatan dan adik-adik sekampus sudah lulus duluan dan kembali ke kota asal. Atau bahkan ada yang mendapatkan pekerjaan di kota lainnya.

Saya pun mulai bekerja saat itu, sehingga kurang nyaman jika harus terus berada di asrama putri yang diperuntukkan untuk mahasiswa. 

Hubungan baik dengan sesama penghuni asrama tetap terjalin baik dan hangat. Bahkan kami masih saling sapa dan berkabar melalui grup perpesanan. 

Jadi, buat kalian mahasiswa baru yang merantau, jangan khawatir. Percayalah, teman baik selalu ada, sahabat baik akan menemanimu. Karena doa orang tua, mengiringi langkahmu ke manapun dirimu berada, agar senantiasa berada dalam kebaikan.

Salam sehat dan bahagia!

***

Artikel 69 - 2022

#Tulisanke-369

#DiarySiskaArtati

#TipsMerantau

#AsramaPutri

#Ngekost

#NulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun