Mohon tunggu...
SISKA ARTATI
SISKA ARTATI Mohon Tunggu... Guru - Ibu rumah tangga, guru privat, dan penyuka buku

Bergabung sejak Oktober 2020. Antologi tahun 2023: 💗Gerimis Cinta Merdeka 💗Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Versi Buku Cetak 💗 Yang Terpilih Antologi tahun 2022: 💗Kisah Inspiratif Melawan Keterbatasan Tanpa Batas. 💗 Buku Biru 💗Pandemi vs Everybody 💗 Perubahan Itu Pasti, Kebajikan Harga Mati - Ebook Karya Antologi 2020-2021: 💗Kutemukan CintaMU 💗 Aku Akademia, Aku Belajar, Aku Cerita 💗150 Kompasianer Menulis Tjiptadinata Effendi 💗 Ruang Bernama Kenangan 💗 Biduk Asa Kayuh Cita 💗 55 Cerita Islami Terbaik Untuk Anak. 💗Syair Syiar Akademia. Penulis bisa ditemui di akun IG: @siskaartati

Selanjutnya

Tutup

Tradisi Pilihan

Bingkisan Lebaran Sederhana, Tetapi Istimewa

27 April 2022   07:51 Diperbarui: 27 April 2022   11:11 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar: https://wolipop.detik.com

Jelang lebaran, diantara kita ada yang menerima bingkisan lebaran dari tetangga, kerabat atau kolega yang dalam keseharian aktivitas senantiasa berinteraksi dengan kita.

Ada yang memberikannya karena ucapan terima kasih atas kerjasama baik selama menjalankan kegiatan suatu program, atau hubungan baik yang terjalin selama ini atau juga kepentingan lainnya. Itu sih terserah si pemberi ya. Segala sesuatu kan tergantung niatnya.

Saya lebih mudah menyebutnya sebagai bingkisan lebaran, meski istilah kekinian menyebutnya hampers atau parcel. Apapun penyebutannya, saya memaknai tujuannya adalah sama. Yaitu berbagi kepada siapa saja yang ingin kita beri.

Ada si pemberi, ada si penerima. Bisa jadi kita menjadi pelaku keduanya dalam soal bingkisan lebaran. Saat menerima, apakah kita akan berbalas memberinya, itupun terserah pada diri masing-masing dan kemampuan finansial dalam menyediakan dana bingkisan.

***

Sependek ingatan saya, pertama kali merasakan mendapat bingkisan lebaran adalah berupa sekardus besar berisikan sembako dari para bunda yang belajar mengaji di rumah saya beberapa tahun lalu.

Sungguh saya tak menduga mendapatkannya, karena memang tak terlintas di benak dan pikiran saya, karena bukan merupakan kebiasaan di keluarga maupun lingkungan rumah.

Memang dalam keseharian hidup bertetangga  kami biasa berbagi kue atau nasakan dengan tetangga dekat, sebagai bentuk sapaaan dan silaturahim antarwarga. 

Kadang di momen tertentu, kami mengadakan makan bersama meski hanya beberapa orang saja usai berolahraga atau saat perayaan acara tertentu di perumahan.

Namun, pemberian bingkisan lebaran saat jelang hari raya, sungguh di luar dugaan saya. Seneng? Jujur, iya. Tapi saya sampaikan kepada para bunda agar tidak merepotkan diri kelak di waktu mendatang untuk melakukan hal yang sama.

Apa mau dikata, namanya niat mau berbagi - kata mereka - di tahun berikutnya mereka kembali memberikan bingkisan lebaran dengan isian yang sama. Sederhana dan bermanfaat tapi rasanya istimewa bagi keluarga kami.

Sembako pun kembali saya salurkan, berbagi kepada ART atau kawan terdekat yang membutuhkan.

Terkadang kantor dari suami bekerja, juga memberikan bingkisan lebaran berupa sembako untuk para staff, sehingga kami pun senang berbagi lagi kepada orang lain dari pemberian tersebut.

***

Tidak setiap tahun di jelang lebaran hadir hampers atau parcel di rumah kami, karena kami warga biasa, bukan pejabat atau orang berkedudukan dalam lembaga atau organisasi.

Namun, bingkisan lebaran sederhana, sesekali singgah jua si rumah kami. Seperti dari orangtua yang anaknya mengaji di rumah kami, tetiba memberikan satu goodie bag berisi sembako lewat anaknya. Lagi-lagi itu diluar dugaan kami.

Ada jua tetiba pembina kajian memberi hadiah untuk saya jelang lebaran, padahal kami jarang ketemu sejak pandemi namun tetap menjaga silaturahim melalui komunikasi.

Ada pula murid mengaji dari ibu-ibu kantor dinas yang tetiba memberikan sembako jelang saya pulang ngajar. Saya hanya bisa berucap terima kasih, mendoakan keberkahan ataa niat mereka semua, dan berbagi dengan ART setiba di rumah.

*** 

Apakah saya membalas pemberian mereka dalam bentuk bingkisan juga? Jujurly, saya tidak melakukannya. Namun, saya sebut nama mereka dalam doa setiap menyalurkan kembali sebagian pemberiannya kepada orang lain.

Agar keberkahan atas niat baik terus mengalir menjadi sedekah mereka. Jikalau saya pun memiliki sesuatu yang bisa saya bagikan atau berikan, saya melalukannya di luar momen lebaran.

Tak semua orang berkecukupan materi, dan yang berkelimpahan pun ingin berbagi.

Saya percaya dan yakin bahwa rezeki yang baik datangnya dari pergaulan yang baik. Dan pergaulan yang baik mengalirkan rezeki yang baik pula.

Apabila kita berniat memberikan bingkisan lebaran, sebaiknya berisikan barang-barang yang bermanfaat dan yang sekiranya dibutuhkan oleh si penerima.

Seperti sembako, tentu bisa dimanfaatkan dan digunakan kapan saja.

Jika berupa makanan ringan, buah-buahan atau kudapan lainnya, kita bisa memperkirakan sebaik mungkin agar tidak melebihi batas kadaluarsanya.

Namun apabila berupa paket kosmetik, alat kecantikan atau perawatan wajah dan tubuh, kita bisa menyesuaikan dengan apa yang biasa digunakan oleh orang atau keluarga si penerima.

Jangan berharap balasan dari pemberian yang kita lakukan terhadap sesama. Luruskan niat atas pemberian tersebut. Cukuplah Allah ssbagai tempat kita berharap balasan atas kebaikan yang kita niatkan. 

Karena pembalasan tidak harus berupa materi. Balasan berupa pertemanan yang baik, jujur dan amanah juga berharga. Menjaga kepercayan orang lain atas kerjasama baik selama ini, in syaa Allah mendatangkan pemberian-pemberian luar biasa selain materi.

Tetap sehat, tetap semangat, selalu bahagia!

***

Artikel lain tentang tradisi lebaran, silakan pembaca bisa mampir:

***

Artikel 51 - 2022

#Tulisanke-351
#TradisiLebaran
#Hampers
#BingkisanLebaran
#NulisdiKompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Tradisi Selengkapnya
Lihat Tradisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun